Senin, 28 November 2016

SEPOTOTONG HATI

Sebagaimana dengan malam, terbujur dingin dengan kabut rindu yang kian melintang.
Seperti kisah 84 bulan.
Rupanya rindu yang menguasai hingga detik ini.
Seperti yang ku katakan dulu, aku tak tahu apakah aku mencintaimu dan membencimu sekaligus.
Ah,, rupanya alasan itu tak mengena pada kisah 84 bulan.
Nyatanya, keriangan kita hingga tangis haru menjadi warna, hingga menghidupkan gejolak diakhir senja.
Bukan lagi tentang cinta, jika rindu kian memuncak dengan debat asmara.
Hingga kini,
Nanti...
Akhir senja.

By: Essa

0 komentar:

Posting Komentar