This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 15 Desember 2016

RENUNGAN PAGI

Sepasang suami istri muda menempati rumah di sebuah komplek perumahan.
Suatu pagi sambil sarapan, si istri menatap keluar melalui jendela kaca dan melihat tetangganya sedang menjemur baju.
Lalu si Istri berkata kepada suaminya : "lihat Pa... Cuciannya kelihatan kurang bersih ya, Sepertinya dia tidak tahu cara mencuci pakaian dengan benar, Mungkin dia perlu sabun cuci yang lebih bagus."
Suaminya menoleh, tetapi hanya diam dan tidak memberi komentar apapun.
Sejak hari itu setiap tetangganya menjemur baju, selalu saja si istri memberikan komentar yang sama tentang kurang bersihnya si tetangga mencuci bajunya.
Seminggu berlalu...
dipagi yang sama si istri heran melihat pakaian-pakaian yang dijemur tetangganya terlihat bersih cemerlang.
Lalu si istri berkata kepada suaminya : "Lihat Pa... sepertinya dia telah belajar bagaimana cara mencuci dengan benar, pagi ini baju cuciannya telah bersih, mungkin dia melihat hasil cucianku yang bersih".
Lalu si suami berkata :
"Ma.. Papa bangun lebih pagi hari ini untuk membersihkan jendela kaca kita".
si isteri terkejut dan sangat malu mendengar jawaban suaminya,
dia malu telah mencerca tetangganya selama ini tidak bersih mencuci baju padahal kaca jendelanya yang kotor.
dan begitulah kehidupan...
Apa yang kita lihat pada saat menilai orang lain tergantung kepada kejernihan pikiran kita.
Lewat jendela mana kita memandangnya,
jika kaca jendela yang kita pakai kotor sudah pasti apa yang kita lihat didepan akan kotor juga.
Jika HATI kita bersih, maka bersih pula PIKIRAN kita.
Jika PIKIRAN kita bersih, maka bersih pula PERKATAAN kita.
Jika PERKATAAN kita bersih, maka bersih pula PERBUATAN kita.
Hati, pikiran, perkataan dan perbuatan kita mencerminkan hidup kita.
Itulah sebabnya orang tua kita selalu berpesan : "jaga hati, pikiran, perkataan dan perbuatan"
Yaahh... Selayaknya kita menjaga itu, sebab seburuk apapun baju yang kita pakai tidak akan melukai orang lain, tapi lidah dan sudut pandang yang kotor dapat melukai bahkan menghancurkan orang lain.
Lalu... Apakah kaca jendela kita sudah bersih hari ini ?
Semoga illustrasi ini bermanfaat. terlebih kadang kita menganggap diri kita paling bersih dan suci...
Aamiin...
Semoga bermanfaat

MENJADI PENGANGGURAN? LAKUKAN HAL INI

Bagi fresh graduate yang ingin menjadi karyawan, mereka akan banyak mengirim lamaran dan banyak melakukan lamaran kerja. Situasi ini akan terasa nyaman bila hanya satu hingga dua minggu saja. Tapi percayalah setelah menginjak waktu berbulan-bulan dan pekerjaan belum didapat maka kebosanan dan keputusasaan akan datang menghampiri.
Apalagi kamu hanya mengisi waktu dengan melamar atau wawancara kerja yang waktunya tak sering. Bila ini dilakukan, maka kamu akan dicap tidak produktif dan tidak bisa mengelola waktu. Nah saatnya kamu mengisi waktu dengan berbagai kegiatan positif dan bermanfaat bagi kemajuan diri.
Berikut adalah lima hal yang bisa kamu lakukan untuk mengisi waktu menganggur secara produktif
1. Volunteering
Volunteering adalah kerja sukarela tanpa dibayar. Biasanya yang menawarkan pekerjaan ini adalah LSM atau orgaisasi sosial. Organisasi-organisasi ini menawarkan kesempatan menjadi volunteering sesuai dengan kebutuhan mereka. Seperti dokumentasi, pengisi acara, tim kampanye dan sebagainya.
Tapi yang jelas kamu akan diberi tanggung jawab sesuai kemampuan kamu. Dari sinilah kamu bisa mendapatkan pengalaman bekerja, sekaligus kesempatan memperluas jejaring.
Bagaimana menjadi volunteering? Kamu bisa buka google dan sebutkan saja kata volunteering. Di sana banyak kesempatan menjadi volunteering.
2. Kursus atau Workshop
Selagi kamu menganggur, ada baiknya kamu mengisi waktu kamu dengan kursus atau workshop sesuai dengan kebutuhan kamu. Bila kamu merasa bahasa Inggris mu jelek kamu bisa kursus bahasa Inggris.
Kamu juga bisa mengisi waktu kamu dengan berbagai workshop yang bisa menambah kemampuan dan wawasan kamu. Beberapa workshop yang bisa kamu ikuti misalnya workshop mengolah kulit atau kayu menjadi barang produktif, memasak, mendesain, dan sebagainya.
Dengan kursus atau workshop ini nantinya tidak hanya bisa membuat kamu memiliki kemampuan lebih, namun juga memberikan peluang, bagi kamu untuk berwirausaha.
3. Freelancer
Freelancer atau pekerja lepas merupakan pekerjaan yang cukup menjanjikan sekarang ini. Tak sedikit orang mendapat penghasilan yang cukup besar hanya dengan menjadi freelancer. Seperti freelancer di bidang fotografi, menulis, arsitek dan sebagainya.
Tapi tentunya untuk menjadi seorang freelancer, kamu harus bisa menjual kemampuan kamu kepada orang lain. Salah satu caranya adalah mempublikasikan kemampuan kamu tersebut ke media sosial, blog dan sebagainya.
4. Menjadi Pengajar
Sebagai sarjana, tentu banyak ilmu yang kamu dapat di kampus. Dan salah satu cara agar ilmu tersebut tidak hilang adalah dengan mengajarkannya kepada orang lain. Seperti ilmu menggambar, ilmu bahasa, ilmu menulis dan sebagainya.
Nah selama kamu menganggur, kamu bisa mengajarkan ilmu tersebut kepada orang lain. Caranya kamu bisa mengumpulkan anak tetangga atau anak kurang mampu untuk kamu ajar sesuai dengan kemampuan yang kamu miliki.
5. Membangun Peluang Bisnis
Pilihan karir tidak melulu menjadi karyawan. Kamu bisa menggali jiwa enterpreneur kamu dengan cara membangun bisnis kecil-kecilan. Salah satu caranya adalah menjual barang-barang hasil produksi teman-teman kamu melalui media sosial dan sebagainya.
Siapa tahu dengan memulainya kamu bisa menemukan ide bisnis yang lain, bahkan menciptakan alternatif karir kalau-kalau ternyata kamu tidak cocok bekerja kantoran.(vaa/kabarkampus)

KISAH PENDIRI "PRIMAGAMA"

Kisah hidup Purdi E Tjandra berkali-kali dibukukan dan tak terhitung lagi dibicarakan dalam seminar-seminar motivasi. Dia adalah sang raja bisnis bimbingan belajar dan termasuk salah satu pengusaha yang perjalanan kariernya dinilai bagus sebagai bahan motivasi masyarakat yang sedang ingin merintis usaha.
Lahir di Lampung, 9 September 1959, Purdi lahir dari keluarga miskin, pasangan Siti Wasingah dan Mujiyono yang merupakan transmigran asal Jawa Tengah. Sejak kecil, Purdi sudah membantu orang tuanya berdagang lantaran keterbatasan biaya.
Saat sekolah menengah pertama, dia telah beternak ayam dan bebek. Walau membantu orang tua, Purdi tak melupakan sekolahnya.
Memasuki masa SMA, dia meminta sang ayah agar diizinkan bersekolah di Yogyakarta. Lantaran berotak encer, Purdi diterima di banyak universitas. Tak tanggung-tanggung, dia secara bersamaan menjalani kuliah di 4 jurusan yang berbeda, Psikologi, Elektro, Sastra Inggris, dan Farmasi di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan IKIP Yogyakarta.
Namun, kehidupan kampus menurutnya tidak memberi bekal apa-apa untuk bertahan hidup. Akhirnya, Purdi memutuskan banting setir menjalani aktivitas wiraswasta seperti masa kecilnya dulu. Dia lepas semua kuliahnya, dan tidak khawatir meski berstatus drop out.
Pada 1982, Purdi melihat banyak pelajar yang belajar ekstra keras untuk menembus perguruan tinggi. Terlihat anak-anak SMA dekat kosnya belajar kelompok supaya lulus Sipenmaru. Terlintaslah ide bisnis untuk membantu mereka agar mudah mengerjakan soal-soal penerimaan mahasiswa baru.
Seperti dilansir merdeka.com , bermodalkan sedikit patungan beberapa teman sesama mahasiswa UGM, Purdi mendirikan Primagama. Dia menjual sepeda motor seharga Rp 300.000, menyewa rumah kecil, menyekat ruang tamunya menjadi dua. Biaya les saat itu Rp 50.000 untuk dua bulan.
Ada satu trik unik yang selalu Purdi sampaikan dalam seminar wirausaha soal caranya merintis bisnis. Dia awalnya kesulitan mendapat peserta les. Namun, ketika salah satu murid bimbingannya membawa motor, dia meminta anak itu mengajak teman lain datang les gratis juga. Syaratnya, mereka turut membawa kendaraan roda dua.
Alhasil, halaman kantor Primagama ramai sepeda motor. Banyak murid SMA lain tertarik mendaftar, karena mengira lembaga bimbingan belajar itu diikuti oleh anak-anak orang kaya.
Terobosan berikutnya dari Purdi adalah menerapkan sistem uang kembali jika peserta les tidak diterima di kampus idaman. Terobosan lain adalah konsep bimbingan khusus rahasia soal-soal ujian penerimaan perguruan tinggi.
Segenap usaha itu membuat Primagama menjadi penguasa bisnis bimbingan belajar di Indonesia. Di pertengahan 1990, semakin banyak yang berusaha menyaingi Purdi, namun Primagama tetap berkibar dan jadi salah satu bimbingan belajar prestisius di Tanah Air.
Di masa jayanya, pertengahan 2000, omzet usaha bimbingan belajar mencapai Rp 600 juta per bulan atau Rp 70 miliar setahun. Hingga 2012, cabang Primagama di seluruh Indonesia mencapai 756 unit. Purdi cepat mengerek Primagama karena mengubahnya menjadi merek dagang yang dilindungi hak paten, serta mempermudah pembukaan cabang dengan sistem waralaba.
Nama Primagama diubah tidak sekadar merek lembaga bimbingan belajar, namun juga usaha media, event organizer, sampai perbukuan.
Semua cerita sukses itu membuatnya didapuk menjadi salah satu wirausahawan panutan. Dia sempat menjabat sebagai Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) cabang Yogyakarta dan pengurus Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) DIY.
Purdi Tjandra juga mendirikan Entrepreneur University (EU) pada 2003. Salah satu misinya mencetak semakin banyak pengusaha di negara ini dengan cara-cara unik menjurus provokatif. Beberapa slogan EU yang menarik perhatian khalayak adalah BODOL (Berani Optimis Duit Orang Lain) dan ATM (Amati Tiru Modifikasi).
Seakan terpengaruh kisah hidupnya dulu yang dikecewakan kampus, suami Triningsih Kusuma Astuti ini dalam seminar-seminarnya sering meminta masyarakat jangan terlalu mengandalkan sekolah. Menurutnya, menjadi pengusaha itu tidak butuh pintar.

Senin, 12 Desember 2016

RENUNGAN BUAT PARA SUAMI


Budi dan Susi sudah menikah 5 tahun dan seperti pasangan suami istri biasanya, mereka udah melewati masa-masa cinta yang menggebu-gebu layaknya pasangan yang masih pacaran. Di mata Budi, hidup ini sangat datar dan nggak menarik.
Kadang dia nggak puas sama Susi, apalagi setiap harinya dia ada di kantor bersama gadis-gadis muda yang cantik membicarakan pakaian model terbaru dan kosmetik ternama, begitu sampai di rumah dia mencium bau dapur yang melekat di tubuh istrinya, dalam hati ia selalu mengeluh, “Kenapa Susi kok nggak perhatiin penampilannya sama sekali sih?”
“Dulu waktu pacaran, Susi selalu berpakaian cantik, kenapa setelah menikah dia malahan jadi gadis rumahan yang gak menarik sama sekali? Kalau kayak gini, dia udah kehilangan kharismanya sebagai cewek.” Kadang inilah keluhan yang keluar dari mulut Budi waktu kumpul sama teman-temannya.
Teman-temannya yang juga udah berumah tangga dan mengalami hal yang sama bakal menjawab, “Cewek itu yah, sebelum nikah bakalan menarik perhatian cowok, ya pasti lah make-up yang cantik. Tapi kalau udah nikah, dia udah ngerasa memiliki lu, udah nggak ada perasaan takut lagi, jadi pasti bakalan males make-up. Jadi cewek itu gak bisa dibiasain, bakalan makin lama makin jelek..” Budi ngangguk-ngangguk dan ngerasa semua ini memang bener, dia makin lama makin nggak suka ngeliat istrinya.
“Mas, udah nggak ada garem, tolong beliin ke warung depan dong, aku udah mau masukin sayur nih..” terdengar suara nyaring dari dalam dapur.
“Gue bukan pembantu, nggak liat gue lagi sibuk?” tanpa memalingkan wajahnya dari layar komputer, Budi menjawab dengan ketusnya.
Susi juga kebingungan, dia mau beli garem dulu dan gak bisa lanjut masak. Sampai waktu makan, Budi langsung marah-marah, “Ini sayur apaan sih sayur hijau kok warnanya kuning semua gini?” sambil mengambil beberapa potong daging untuk dimakan. Waktu itu dia nggak memperhatikan mata Susi yang berkaca-kaca.
Akhir pekan itu, kantor Budi ada acara makan kantor di rumah rekan kerjanya yang bernama Tony, Budi juga diminta mengajak istrinya datang ke sana. Awalnya Budi nggak mau ajak Susi pergi, tapi karena teman kerjanya semua meminta, akhirnya ia juga tidak bisa menolak.
Sebelum pergi, Budi berkata sama Susi, “Kamu mau pake baju ini pergi?” sambil acuh dan tetap pergi gitu aja. Hari itu, berkumpul banyak teman kerjanya sebelum Budi dan Susi datang. Waktu mereka berdua sampai, karena merasa Susi nggak cukup cantik, dia hanya mengenalkan selewat ke teman-temannya dan langsung membawa Susi untuk membantu di dapur.
“Aduh, Ton, Bud kalian beruntung banget sih, punya istri yang pinter masak kayak gini.. Bahagia banget!” kata beberapa temannya begitu sayuran dihidangkan,
“Haha, cuman warnanya aja sedikit kuning, tapi rasanya enak kok!” kata salah satu rekan kerja lainnya.
Muka Budi langsung berubah, “Lu kenapa bodoh banget sih jadi orang, malu-maluin orang aja!” kata Budi langsung pada istrinya yang berdiri di sebelahnya. Susi ngerasa sedih diomongin seperti itu, tapi karena disana banyak orang, dia juga cuman bisa diam aja.
“Aduh ini tuh gara-gara si Toni sih, aku udah masak setengah jadi eh nggak ada garem, kalo Bukan Susi yang bantuin aku beli garem ke minimarket sebrang, kalian mungkin sekarang cuman makan sayur nggak ada rasa.” Kata istri Toni.
“Ya ampun! Semuanya itu salah gue. Kemarin gua bilang mau beli garem, ternyata lupa deh, gara-gara abis cuci piring setelah makan, terus lupa.” Bales Toni.
“Aduh Ton lu memang sayang banget istri yah, masih cuci piring juga?” Kata rekan kerjanya.
“Toni memang terkenal sayang istri tuh, lu nggak liat itu baju istrinya cantik gitu? Itu kan sengaja dibeliin sama Toni waktu terakhir ke luar negri waktu dinas itu lho!” Bales temannya lagi.
Semua orang mengobrol dengan asiknya, nggak ada yang memperhatikan kalau mimik muka Budi udah nggak enak diliat, apalagi Susi udah diem aja sambil makan makanannya.
Keesokan harinya, waktu Budi pulang kantor, ia menemukan di rumah nggak ada orang. Dia kelaparan dan terus menelepon Susi, “Lu kok nggak pulang masak sih? Gua kan gak bisa masak..” Tapi telepon itu langsung ditutup oleh Susi. Budi langsung naik darah, tapi begitu dia menelepon istrinya lagi, ponsel istrinya sudah mati.
Malam itu, Budi pikir dia cuman marah sesaat, tapi malamnya waktu dia terbangun di tidurnya, dia menemukan sampingnya kosong, Susi belum juga pulang. Ia melihat ponsel dan menemukan SMS dari Susi.
“Bud, waktu kamu marah karena sayur yang aku masak jadi kuning, apa kamu pernah pikir kalau dia pernah hijau di dalam wajan? Sayangnya, mereka nggak bisa menunggu waktu yang tepat tapi harus menunggu garam datang. Waktu kamu selalu komentar aku nggak cukup cantik, apa kamu pernah pikir kalau aku juga pernah muda dan cantik? Sayangnya, aku menyerahkan semua kecantikan dan masa mudaku buat pernihakan ini dan nggak bertemu dengan suami yang mencintai aku. Aku tau kamu udah nggak menyukaiku, kalau kamu memang benci, kita mendingan bercerai.”
Budi langsung kaget setengah mati, dia menelepon Susi terus menerus, tapi ponselnya sudah dimatikan.
Pria ini cuman bisa melihat SMS tersebut sambil menangis menyesali semuanya.
Banyak pria yang nggak tahu, sepulang kerja masih harus memasak sayur satu meja itu seberapa susahnya, mereka cuman tau makan dan pilih-pilih.
Banyak pria nggak tahu, gaji seorang istri setelah digunakan untuk sebagian keperluan rumah tinggal sisa berapa untuk membeli baju atau kosmetik, mereka cuman tau istrinya nggak cantik lagi.
Banyak pria nggak tahu, waktu istri sibuk memasak dan mengurus anak, mencuci baju dan melakukan pekerjaan rumah, dia punya berapa banyak waktu untuk merias diri?
Banyak pria nggak tahu, waktu istri kesulitan dan butuh suaminya untuk membantu, mereka cuman bilang kalau mereka sudah lelah karena kerja seharian.
Apa itu pernikahan?
Pernikahan itu dimana kedua orang berjanji untuk saling menopang!
Pernikahan itu dimana suami dan istri menanggung suka dan duka bersama!
Waktu seorang istri memanggil kamu suami, kamu juga perlu menjadi “pembantunya” di saat dia memerlukan bantuan.
Waktu kamu memanggil seseorang sebagai istri, kamu juga perlu mencintainya sampai kalian menua bersama.
Semoga banyak pria yang sadar dan mengerti kalau banyak wanita yang berkorban untuk pernikahan, jangan sampai kamu tidak menghargainya yah!

Selasa, 06 Desember 2016

DERITA GURUKU

Derita Guru Ku

Hari ini latihan soal,Nak
Soalnya lima buah
Pilihan Ganda
Jangan ribut
Bapak di perpustakaan
Menghitung Angka Kredit
Sudah delapan tahun
Bapak tidak naik pangkat
Itu ucapan Pak Umar
guru matematika ku
Pada jam pertama

Hari ini kalian baca cerpen,Nak
Kalian ke perpustakaan
Jangan ribut
Jangan berulah
Bapak3 di ruang komputer
Ada tugas Daring
Yang bikin kepala pusing
Itu ucapan Pak Rio
Guru bahasa Indonesia ku
Pada jam ketiga

Hari ini buka buku kalian,Nak
kerjakan halaman empat puluh  Bapak di ruang guru
Besok harus UKG
Doakan agar Bapak lulus
Itu ucapan Pak Ramzi
Guru IPS ku
Pada jam ke enam

Guru Ku
Kami butuh belajar
butuh cerita hidup Mu
Kisah nyata Mu
Perjuangan Mu
Agar kelak kami bisa melewatinya
Tanpa cela

Pak Menteri
Beri kenyamanan
Beri penghargaan
Untuk guru kami
Jangan buat mereka susah
Hentikan
angka kredit
Daring
UKG
Kami jamin
Guru kami guru profesional

    Special for : my teachers
😭😭

PENTING

Ada seorang yang membuka bisnis kebun binatang.

Di pintu masuknya, dia pasang  tarif ticket 30 dolar/orang tp tdk ada 1 orangpun yg masuk.....

Karena beberapa lama  tidak ada pengunjung maka harga ticketpun ia  turunkan menjadi 20dolar dan tetap tidak 1 orangpun mau masuk....

Dikarenakan masih tidak tidak ada juga pengunjung akhirnya ia kembali turunkan tarif ticket menjadi 10 dolar dan tetep tidak ada pengunjung yang masuk !!

Akhirnya di tulislah pengumuman:
*"MASUK GRATIS"*
Kemudian banyak org yang rebutan masuk.

Ketika pengunjung di dalam penuh, si  owner ini membuka semua pintu kandang binatang buas Singa..., Harimau..., Serigala..., Ular.... & pintu keluarnya sudah di Kunci !

(Lalu Di pintu keluar di tulis:
*"Keluar Bayar 500 dolar !!"*

Banyak orang berebut bayar..

Inilah ironi kehidupan.... Ketika ditawarkan untuk hidup sehat, komsumsi nutrisi penunjang kesehatan ( olahraga, minum air putih, komsumsi nutrisi kesehatan dlm upaya pencegahan penyakit)  banyak org tidak mau....

Tapi kalau sudah masuk RS, berapapun mahalnya biaya RS,   pasti akan dibayarnya utk dpt sembuh, sekalipun harus jual asset atau berhutang dan cari sumbangan.

Salam sehat!
Saling mengingatkan itu baik..
😊👍

Sabtu, 03 Desember 2016

*AKSI SUPER DAMAI 212*

*Catatan Dr. Iswandi Syahputra.*
(Dosen IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta)

*Ada istilah baru “nyinyiers”*

Demi Allah....
baru kali ini saya melihat aksi demo hingga menangis. Saya tidak kua menahan rasa haru, bahagia, bangga, gembira, dan sedikit amarah semua berbaur menjadi satu.

Awalnya saya ke Jakarta untuk wawancara narasumber riset saya. Tapi sebuah penerbit juga mengusulkan saya menulis buku tentang aksi 411 dan 212, lebih kurang membahas 'Media Soslial dan Aksi Damai 4/212'. Karena kebetulan itu, saya bergerak hadir ke Monas pusat lokasi aksi 212.

Sambil menangis tersedu melihat aksi 212 saya telpon isteri untuk mengabarkan situasinya. Luar biasa, persatuan, kesatuan, kekompakan, persaudaraan, silaturrahmi umat Islam demikian nyata.

Pukul 07.00 WIB saya bergerak dari Cikini menuju Monas, ojeg yang saya tumpangi harus muter mencari jalan tikus. Semua jalan dan lorong mengarak ke Monas macet total. Perjalanan saya terhenti di Kwitang, dari Kwitang saya jalan kaki menuju Monas, hingga ke perempatan Sarinah. Saat sampai di Tugu Tani, dada saya mulai bergetar tak karuan. Seperti orang takjub tidak terkira. Umat Islam yang hadir saling mengingatkan untuk hati-hati, jangan injak taman, buang sampah pada tempatnya, segala jenis makanan sepanjang jalan gratis. Tidak ada caci maki seperti yang terjadi di sosial media. Saat itu sudah mulai perasaan berkecamuk, tapi masih bisa saya tahan.

Tepat di depan Kedubes AS, dada saya meledak menangis haru saat seorang kakek renta menawarkan saya buah Salak, gratis. Saya tanya, "Ini salak dari mana Kek?" "Saya beli sendiri dari tabungan", jawabnya. Saya haya bisa terdiam dan terpaku menatapnya.

Di sebelahnya, ada juga seorang Ibu tua juga menawarkan makanan gratis yang dibungkus. Sepertinya mie atau nasi uduk. Bayangkan, Ibu itu pasti bangun lebih pagi untuk memasak makanan itu. Saya tanya, "Ini makanan Ibu masak sendiri?" "Iya", jawabnya. "Saya biasa jualan sarapan di Matraman, hari ini libur. Masakan saya gratis untuk peserta aksi". Masya Allah... Saya langsung lemes, mes, messss... Saya senakin lemes sebab obrolan kami disertai suara sayup orang berorasi dan gema suara takbir.

Dan., sepanjang jalan yang saya lalui, saya menemukan semua keajaiban Aksi Super Damai 212. Pijat gratis, obat gratis, klinik gratis, makan dan minum gratis. Perasaan lain yang bikin saya merinding, tidak ada jarak dan batas antara umat Islam yang selama ini kena stigma sosial buatan mereka para nyinyiers dan haters sebagai 'Islam Jenggot', 'Islam Celana Komprang', 'Islam Kening Hitam', 'Islam Cadar', 'Islam Berjubah' dan stigma negatif lainnya. Semuanya bersatu dalam: Satu Islam, Satu Indonesia, dan Satu Manusia!

Sepanjang perjalanan, saya mendengar antara peserta bicara menggunakan bahasa daerah Sunda, Jawa, Madura, Bugis, Aceh, Minang bahkan ada juga yang berbahasa Tionghoa. Mungkin mereka saudara kita dari kalangan non muslim.
Melihat itu semua, “saya menyerah’, lagi-lagi saya menyerah!

Saya tidak kuasa menahan gejolak rasa yang bergemuruh dalam dada. Saya putuskan menepi, mencari kafe sekitar lokasi. Kebetelun saya punya sahabat baik yang pengelola "Sere Manis Resto dan Cafe". Lokasinya strategis, pas di pojok Jl. Sabang dan Jl. Kebon Sirih. Tidak jauh dari bunderan BI dan Monas. Saya putuskan menyendiri masuk cafe itu untuk memesan secangkir kopi dan menyaksikan semua peristiwa dari layar TV dan Gadget yang terkadang diacak timbul tenggelam kekuatan sinyalnya.

Tapi di Resto/Cafe 'Sere Manis' itu juga saya temui umat Islam berkumpul membludak. Rupanya mereka antri mau mengambil wudhu yang disiapkan pengelola restoran. Tidak cuma itu, saya menemukan ketakjuban lain. Di dalam resto/cafe saya bertemu teman baru, seorang Scooter yang tinggal di daerah Cinere. Dia dan teman-temannya memilih berjalan kaki dari Cinere ke Monas (sekitar 40 KM) untuk merasakan kebahagiaan para santri yang berjalan dari Ciamis ke Jakarta. Masya Allah.... Saya semakin sangat kecil rasanya dibanding mereka semua. Ini kisah dan kesaksian saya tentang Aksi Super Damai 212. Mungkin ada ratusan atau ribuan orang seperti saya yang tidak terhitung atau tidak masuk dalam gambar aksi yang beredar luas. Kami orang yang lemah, tidak sekuat saudara kami yang berjalan kaki di Ciamis atau Cinere.

Maka, janganlah lagi menghina aksi ini. Apalagi jika hinaan itu keluar dari kepala seorang muslim terdidik. Tidak menjadi mulia dan terhormat Anda menghina aksi ini. Terbuat dari apa otak dan hati Anda hingga sangat ringan menghina aksi ini? Atau, apakah karena Anda mendapat beasiswa atau dana riset dari pihak tertentu kemudian dengan mudah menghina aksi ini?

Jika tidak setuju, cukuplah diam, kritik yang baik, atau curhatlah ke isteri Anda berdua. Jangan menyebar kebencian di ruang publik. Walau menyebar kebencian, saya tau kalian tidak mungkin dilaporkan umat Islam. Sebab umat Islam tau persis kemana hukum berpihak saat ini.

Terlepas ada kebencian dari para ‘nyinyiers’, saya bahagia bisa tidak sengaja ikut aksi damai 212 ini. Setidaknya saya bisa menularkan kisah dan semangat ini pada anak cucu saya sambil berkata: "Nak, saat kau bertanya ada dimana posisi Bapak saat aksi damai 2 Desember 2016? Bapak cuma buih dalam gelombang lautan umat Islam saat itu. Walau cuma buih, Bapak jelas ada pada posisi membela keimanan, keyakinan dan kesucian agama Islam. Jangan ragu dan takut untuk berpihak pada kebenaran yang kau yakini benar. Beriman itu harus dengan ilmu. Orang berilmu itu harus lebih berani. Dan mereka yang hadir atau mendukung aksi 212 adalah mereka yang beriman, berilmu dan berani. Maka jadilah kau mukmin yang berilmu dan pemberani anakku".

*DR Iswandi Syahputra.*

[Dosen IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta]

Cara Mengetahui NIDN (Nomor Induk Dosen Nasional)

  dosen

Akhir – akhir ini banyak rekan2 yg bertanya kpd saya gimana cara utk nge-check NIDN (Nomor Induk Dosen Nasional) bagi dosen diseluruh Indonesia, baik yang PTN maupun PTS…mungkin ada beberapa diantara kita yang lupa NIDN nya, atau bahkan belum tau apakah dirinya sudah terdaftar belum dalam data base dosen di Indonesia. Mengingat betapa pentingnya NIDN sebagai identitas akurat untuk pengurusan Sertifikasi  Dosen (Serdos), atau untuk pengurusan / pengajuan Proposal kemanapun,termasuk juga untuk kebutuhan Publikasi Nasional maupun Internasional, maka berikut ini akan coba saya paparkan bagaimana cara untuk mengetahui NIDN kita
  1. Buka link https://forlap.dikti.go.id/
  2. Lalu Klik ikon pencarian data yg terdapat pada sudut paling kanan atas
  3. Setelah itu klik data dosen
dosen3
  1. Isi kotak perguruan tinggi dengan nama perguruan tinggi tempat kita mengajar dan isi kotak kata kunci dengan nama lengkap kita tanpa title/ gelar
  2. Kemudian klik ikon cari dosen yang berwarna biru dibawahnya
dosen5
  1. Hasilnya anda akan menemukan nama anda besarta NIDN dan institusi dimana anda terdaftar sebagai staf pengajar.
Cukup mudah bukan?😉
Itulah tadi langkah2 yg diperlukan untuk mencari nidn kita…Semoga tulisan singkat ini dapat membantu rekan2 sekalian…

Jumat, 02 Desember 2016

SIFAT-SIFAT ORANG BERIMAN

1. Mereka berjalan di muka bumi dengan rendah hati
2. Di waktu malam mereka selalu beribadah kepada Allah
3. Orang yang membelanjakan harta dengan tidak berlebihan
4. Orang-orang yang tidah menyembah Tuhan selain Allah
5. Tidak memberikan kesaksian palsu dan menjaga kehormatan diri dari suatu yang tidak bermanfaat
6. Selalu berdoa dan bersabar
7. Meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat