This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 30 November 2016

KISAH INSPIRASI (kisah nyata)

Semangat pagiiiii, merenungkan KISAH NYATA dalam kehidupan nyata ...
Subhanallah....... menangis rasanya hati membaca kisah ini.                Tidak Ada Orang yang Tidak Memiliki Kompetensi..
Cobalah melihat lebih jauh.....

(Diambil dari kisah nyata seorang guru.)

------

Di suatu madrasah ibtidaiyah, ada seorang guru yang selalu tulus mengajar dan selalu berusaha dengan  sungguh-sungguh membuat suasana kelas yang baik untuk murid-muridnya.

Ketika guru itu menjadi wali kelas 5, seorang anak–salah satu murid di kelasnya– selalu berpakaian kotor dan acak-acakan. Anak ini malas, sering terlambat dan selalu mengantuk di kelas. Ketika semua murid yang lain mengacungkan tangan untuk menjawab kuis atau mengeluarkan pendapat, anak ini tak pernah sekalipun mengacungkan tangannya.

Guru itu mencoba berusaha, tapi ternyata tak pernah bisa menyukai anak ini. Dan entah sejak kapan, guru itu pun menjadi benci dan antipati terhadap anak ini. Di raport tengah semester, guru itu pun menulis apa adanya mengenai keburukan anak ini.

Suatu hari, tanpa disengaja, guru itu melihat catatan raport anak ini pada saat kelas 1. Di sana tertulis: “Ceria, menyukai teman-temannya, ramah, bisa mengikuti pelajaran dengan baik, masa depannya penuh harapan,”

“..Ini pasti salah, ini pasti catatan raport anak lain….,” pikir guru itu sambil melanjutkan melihat catatan berikutnya raport anak ini.

Di catatan raport kelas 2 tertulis, “Kadang-kadang terlambat karena harus merawat ibunya yang sakit-sakitan,”

Di kelas 3 semester awal, “Sakit ibunya nampaknya semakin parah, mungkin terlalu letih merawat, jadi sering mengantuk di kelas,”

Di kelas 3 semester akhir, “Ibunya meninggal, anak ini sangat sedih terpukul dan kehilangan harapan,”

Di catatan raport kelas 4 tertulis, “Ayahnya seperti kehilangan semangat hidup, kadang-kadang melakukan tindakan kekerasan kepada anak ini,”

Terhentak guru itu oleh rasa pilu yang tiba-tiba menyesakkan dada. Dan tanpa disadari diapun meneteskan air mata, dia mencap memberi label anak ini sebagai pemalas, padahal si anak tengah berjuang bertahan dari nestapa yang begitu dalam…
Terbukalah mata dan hati guru itu. Selesai jam sekolah, guru itu menyapa si anak:
“Bu guru kerja sampai sore di sekolah, bagaimana kalau kamu juga belajar mengejar ketinggalan, kalau ada yang gak ngerti nanti Ibu ajarin,”

Untuk pertama kalinya si anak memberikan senyum di wajahnya.

Sejak saat itu, si anak belajar dengan sungguh-sungguh, prepare dan review dia lakukan di bangkunya di kelasnya.

Guru itu merasakan kebahagian yang tak terkira ketika si anak untuk pertama kalinya mengacungkan tanganya di kelas. Kepercayaan diri si anak kini mulai tumbuh lagi.

Di Kelas 6, guru itu tidak menjadi wali kelas si anak.

Ketika kelulusan tiba, guru itu mendapat selembar kartu dari si anak, di sana tertulis. “Bu guru baik sekali seperti Bunda, Bu guru adalah guru terbaik yang pernah aku temui.”

Enam tahun kemudian, kembali guru itu mendapat sebuah kartu pos dari si anak. Di sana tertulis, “Besok hari kelulusan SMA, Saya sangat bahagia mendapat wali kelas seperti Bu Guru waktu kelas 5 MI. Karena Bu Guru lah, saya bisa kembali belajar dan bersyukur saya mendapat beasiswa sekarang untuk melanjutkan sekolah ke kedokteran.”

Sepuluh tahun berlalu, kembali guru itu mendapatkan sebuah kartu. Di sana tertulis, “Saya menjadi dokter yang mengerti rasa syukur dan mengerti rasa sakit. Saya mengerti rasa syukur karena bertemu dengan Ibu guru dan saya mengerti rasa sakit karena saya pernah dipukul ayah,”

Kartu pos itu diakhiri dengan kalimat, “Saya selalu ingat Ibu guru saya waktu kelas 5. Bu guru seperti dikirim Tuhan untuk menyelamatkan saya ketika saya sedang jatuh waktu itu. Saya sekarang sudah dewasa dan bersyukur bisa sampai menjadi seorang dokter. Tetapi guru terbaik saya adalah guru wali kelas ketika saya kelas 5 MI.”

Setahun kemudian, yang datang adalah surat undangan, di sana tertulis satu baris,

“Mohon duduk di kursi Bunda di pernikahan saya,”

Guru pun tak kuasa menahan tangis haru dan bahagia
-------'----

Arti Kehilangan

Jalan hidup selalu dipenuhi rahasia, namun kehilangan adalah jalan yang begitu memilukan. Seakan sebagian dari diri kita tercabut,dihempas, dan hilang. Tak ada lagi senyuman, tak ada lgi hangatnya sapa, semua menjadi sepi, hening, dan kelam. Aku tak mengerti akan begini hebatnya arti kehilangan. Semua bahagia tiba-tiba hilang,semua tawa berganti tangis, dan semua harapan hancur berserakan.

TANDA HATI YANG MATI

Semoga kita tidak memiliki hati yang mati yang ditunjukkan dengan beberapa tanda berikut :
1. Tarkush sholah : Berani meninggalkan sholat fardhu.
2. Adzdzanbu bil farhi : Tenang tanpa merasa berdosa padahal sedang melakukan dosa besar (QS al A'raf 3)
3. Karhul Qur'an : Tidak mau membaca Al-Qur'an.
4. Hubbul ma'asyi : Terus menerus maksiat.
5. Asikhru : Sibuknya hanya mempergunjing dan buruk sangka, serta merasa dirinya selalu lebih suci.
6. Ghodbul ulamai : Sangat benci dengan nasehat baik dan ulama.
7. Qolbul hajari : Tidak ada rasa takut akan peringatan kematian, kuburan dan akhirat.
8. Himmatuhul bathni : Gilanya pada dunia tanpa peduli halal haram yang penting kaya.
9. Anaaniyyun : tidak mau tau, "cuek" atau masa bodoh keadaan orang lain, bahkan pada keluarganya sendiri sekalipun menderita.
10. Al intiqoom : Pendendam hebat.
11. Albukhlu : sangat pelit.
12. Ghodhbaanun : cepat marah karena keangkuhan dan dengki.
13. Asysyirku : syirik dan percaya sekali kepada dukun & prakteknya.
Semoga Allah menghiasi hati kita dengan keindahan iman dan kemuliaan akhlak.
Ya Allah, berikanlah jodoh yang terbaik untuk orang yang membaca dan like status ini.
Ya Allah, berikanlah pasangan yang sholeh dan sholehah untuk orang yang membagikan tulisan ini.
Ya Allah, berikanlah rezeki yang halal dan barokah untuk semua kaum muslimin dan muslimah.
Ya Allah, kabulkanlah doa kami.
Ya Allah, matikanlah kami dalam khusnul khotimah. Aamiin ya Rabbal'alamin.

Selasa, 29 November 2016

SHOLAT

Sejenak agar Khusyu’ dalam Sholat
Saudaraku yang dirahmati Alloh Ta’alaa
Siapa di antara kita yang tidak menginginkan sholat khusyu’?
Pastilah masing-masing dari kita ingin agar setiap sholat, kita bisa mencapai kekhusyu’kan.
Maka, sebelum sholat Ingatlah kenikmatan yang tiada terhingga yang telah Allah Ta’alaa berikan kepada kita, nikmat iman, kesehatan, keluarga, anak istri, tempat tinggal, kebahagiaan, rasa aman, dll.
Sekarang kita mau mengucapkan syukur kita kepada Allah Ta’alaa, hanya menghadap sekitar lima menit, dan lagi pula kalau kita pandai bersyukur dengan sholat kita, maka Allah Ta'alaa akan menambah anugrah-Nya kepada kita.
Apakah waktu yang sebentar ini lantas kita tetap tidak pandai untuk bersyukur?
Menghadap Allah Ta’alaa untuk berterima kasih, tapi pikiran masih kemana-mana?
Ingatlah Saudaraku, bahwa amalan pertama Allah Ta’alaa nilai dari kita pada hari kiamat ialah sholat.
Sehingga, jangan sampai kita pandai dalam amalan yang lain, sementara sholat kita berantakan.
Aamiin
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﻋُﻮْﺫُﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﻋِﻠْﻢٍ ﻻَ ﻳَﻨْﻔَﻊُ ﻭَﻣِﻦْ ﻗَﻠْﺐٍ ﻻَ ﻳَﺨْﺸَﻊُ ﻭَﻣِﻦْ ﺩَﻋْﻮَﺓٍ ﻻَ ﻳُﺴْﺘَﺠَﺎﺏُ ﻟَﻬَﺎ
‘’Ya Allah Azza wa Jalla , aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dan dari jiwa yang tidak pernah merasa kenyang, serta dari doa yang tidak dikabulkan.’’

Senin, 28 November 2016

SISA SETENGAH HATI

Kau bahagia setelah menikah?
Kau tahu? Usiaku kini sudah dua puluh lima, sudah lima tahun pula aku sekamar denganmu di rumah beratap rumbia ini. Dalam keseharian hanya aku yang menemani rumah kita seorang diri, dari pagi sampai waktu tak tentu aku membersihkan rumah, menyiapkan makan untukmu, mencuci pakaianmu, bahkan aku pula yang harus belanja ke pasar sejauh satu kilometer seorang diri hingga kakiku pegal-pegal dan badanku sakit sekali.
Awal yang manis kau berikan waktu itu, kupikir cinta itu nyata untukku seorang. Belakang baru kuketahui kau membual janji terlalu banyak dalam hubungan kita. Kau jadikan tubuhmu sebagai raja dan aku sebagai mesin pekerja. Setiap waktu makan tiba, kau harus selalu kulayani tanpa pernah mengerti aku sedang mengerjakan pekerjaan lain. Bahkan, untuk air putih saja kau enggan bangkit dari tempat dudukmu sampai semua isi piring habis. Tetap saja, aku harus menghidangkan semua keperluan perutmu.
Kau masih ingat?
Aku istrimu!
Hanya setahun kau bersikap manis padaku, kau belai rambutku, kau bisikkan ucapan pemanis hidup rumah tangga kita, kau ajak aku ke mana langkahmu membawa angan, kau kenalkan aku pada semua rekanmu, bahkan kau selalu tersenyum penuh sayang padaku.
Itu dulu, sebelum kau mencintai yang lain….
Kini aku sendiri dalam status lingkungan banyak mata memandangku masih bersuami. Dalam kesendirian hidupku tak ubah bagai sebatang pohon pisang mandul tak terbuahi. Berdiri sendiri, membungkuk melihat tanah berembun bahkan mengering, kiri kanan hanya senyum iba yang kudapat.
“Kalau kau bosan, lakukan saja apa maumu seorang diri!” katamu suatu ketika.
Aku terlahir sebagai perempuan kampung yang bodoh, aku tidak paham maksud kata-katamu. Tetapi kau tidak jelaskan apa maumu. Kau abaikan diriku seorang diri lantas kau pergi bersama orang lain. Belum lima menit kau sandarkan tubuhmu di rumah, kau langkahkan lagi kakimu keluar begitu getaran di ponselmu menganggu pandanganku.
Dan aku, tidak pernah perlu menunggu kapan kau pulang. Tidurku yang gelisah tidak pernah bisa kupaksakan nyenyak sampai dini hari. Di saat ayam berkokok karena terang bulan, jam sudah menjelang pagi, kau masih juga belum membaringkan tubuh kurusmu di sampingku. Saat suara azan di masjid kampung kita terdengar sayup, baru kau ketuk pintu dengan suara sangat keras. Sedikit saja aku terlambat membuka pintu untukmu, kau akan menurunkan tangan kasarmu ke wajahku.
Kau bahagia karena itu?
Sudah tidak terhitung lagi sifat egoistis kau limpahkan padaku. Kita masih muda dan barangkali masih bisa menciptakan suka sesuai kemampuan kita. Tetapi kau tidak pernah mau mendengar ucapanku yang hampir kering di makan angin sepoi-sepoi teras rumah kita. Saatku berbicara, kau malah menyibukkan diri dengan aktivitas lain. Kau lebih memilih menonton televisi dibandingkan mendengar suaraku, kau tertawa begitu pelakon seni itu membuat lucu, kau diam begitu informasi serius.
Kau sudah kumiliki, kenapa masih memilih yang lain?
Pilihanmu salah menurutku. Tanggung jawabmu hanya aku seorang bukan yang lain. Kau sudah mengikrarkan janji setia padaku, menjagaku setiap waktu, bukan membiarkanku sendiri dalam sepi.
Kau sudah mencintai dia!
Dia yang salah. Hidupmu bukan lagi di luar rumah setelah kau ketahui kedudukanku. Kau hidup tidak lagi sebatang kara, sudah ada aku yang menanti apa yang kau bawa pulang untuk mengisi perut kita. Cintamu pada dia yang selalu mengajak bermain permainan masa lajang sudah seharusnya kau tinggalkan.
Kutahu, kau mencintai teman-temanmu. Kau berhak meluangkan waktu untuk mereka kapan pun, tapi tidak dengan kau tinggalkanku seorang diri. Kau habiskan waktu bersama mereka, tidak bekerja, pulang untuk makan saja, pergi lagi sampai lupa aku takut di malam-malam sunyi.
Kau tidak memahami hatiku…
Kuajak kau menemaniku di sore menjelang magrib, kau selalu mengelak.
“Aku malu membawamu ke mana-mana, kita tidak punya anak!”
Demikian?
Sekarang karena aku belum memberimu keturunan kau enggan membawaku bersamamu? Lalu mereka, teman laki-lakimu, kau habiskan waktu bersama mereka setiap saat. Kau jalan mengitari waktu tanpa kenal lelah, juga tanpa seorang anak!
Kini, aku lelah bersuami denganmu!
Aku perempuan, hatiku tidak sekuat hatimu begitu kau lontarkan kata-kata sesinis apapun. Bukan kemauanku kita belum memiliki keturunan di usia perkawinan kita ini. Kau bahkan tidak lagi memelukku semenjak waktumu habis bersama teman-teman lajangmu.
Apa mereka pernah tahu kau sudah menikah?
Kurasa mereka paham, atau memang mereka membiarkan. Teman hidupmu bukan lagi mereka setelah kau menikahiku. Mana ada teman membiarkanmu berkeliaran di luar rumah tiap malam sedangkan mereka tahu kau sudah beristri?
“Bicarakan baik-baik dengan suamimu,” ujar Ibu ketika melihat sendu di wajahku. Rumah kita memang terpisah dengan keluargaku, tetapi naluri Ibu seperti tahu resah dan gelisah anaknya. Ibu datang ke rumah pagi itu, saat kau sudah menghilang entah ke mana tujuan dan akan pulang makan siang.
“Bicara apa? Kami baik-baik saja, Bu!”
“Kamu bilang baik? Jangan bohongi Ibu!”
Aku seperti telah divonis bersalah karena laki-laki yang kusebut suami. Bahkan Ibu, menjadikanku sebagai pelampiasan hubungan kami yang tak harmonis.
“Dia sering tidak di rumah, Bu!”
“Dia kan bekerja!”
“Dia tidak bekerja!”
“Mana mungkin tidak bekerja, dia cari nafkah untukmu!”
“Dia bersama teman-temannya, Bu!”
“Kamu tahu dari mana?”
“Dia katakan sendiri padaku, Ibu tunggulah jika tidak percaya apa yang dia bawa pulang siang nanti. Dia hanya bawa diri lalu membentakku jika tidak ada makanan enak di atas meja makan!”
“Sesekali tidak masalah dia bersama temannya!”
“Tidak hanya sekali, berulang kali! Aku istrinya bukan teman laki-lakinya itu! Ibu tahu? Tidak pernah lagi dia menemaniku ke mana-mana, setiap kuajak selalu saja alasan tak punya anak keluar dari mulutnya!”
Ibu terdiam. Raut wajahnya sulit kutafsirkan.
“Aku tidak meminta ini, Bu! Bukan kemauanku kami tidak memiliki keturunan sampai sekarang. Tetapi dia, menghakimiku seperti hanya aku seorang diri dalam keluarga kami. Dan dia, keluyuran di luar rumah tak kenal waktu tidak pernah kupersoalkan, benarkah dia bersama teman laki-lakinya? Apakah dia sudah punya perempuan lain? Apakah dia tidak menghargaiku lagi sebagai istri?”
Ibu masih diam. Aku sudah sangat kuat untuk menangisi nasib hidupku yang seakan bahagia diciptakan oleh laki-laki itu. Bahkan, menyebutnya sebagai suami saja sudah enggan kulakukan. Kewajibannya hanya aku, aku yang dinikahinya bukan teman laki-laki itu. Entah zaman sekarang sudah terdapat definisi bahagia dari persahabatan istimewa antara laki-laki.
Entah kau tahu Ibu di rumah, fisikmu tak terlihat sampai menjelang magrib. Ibu pulang, kau pun membentakku karena tidak tersedia makanan untukkmu. Semua sudah terlanjur, kau ciptakan perkara ini sebagai luapan emosi tak berujung pangkal sehingga aku takut bersamamu.
“Pernahkah kau bawa pulang bekal untukku masak?”
“Berani sekali kau membentakku?”
“Kau sendiri berapa kali sudah membentakku?”
“Aku suamimu!”
“Aku istrimu!”
Kami saling tatap.
“Dan aku tidak kau anggap sebagai istri,”
Dari gaya berdiri di depan pintu kau akan segera lari dari pembicaraan kita ini. Tetapi aku, akan kulimpahkan semua kekesalan ini.
“Larilah! Semoga teman laki-laki itu bisa memberimu keturunan!”
Hidupku sudah tidak sempurna, berpisah denganmu pun akan membawa malu padaku dan keluargaku.
Biarkan saja!
Kau tak akan merasa kehilangan sebelum aku benar-benar meninggalkan rumah tangga berantakan ini!
***
Meulaboh; Aceh, 25 April 2014
Sajak Mimpi
R.H Fitriadi, Penulis Aceh Raih Apresiasi Internasional

SEPOTOTONG HATI

Sebagaimana dengan malam, terbujur dingin dengan kabut rindu yang kian melintang.
Seperti kisah 84 bulan.
Rupanya rindu yang menguasai hingga detik ini.
Seperti yang ku katakan dulu, aku tak tahu apakah aku mencintaimu dan membencimu sekaligus.
Ah,, rupanya alasan itu tak mengena pada kisah 84 bulan.
Nyatanya, keriangan kita hingga tangis haru menjadi warna, hingga menghidupkan gejolak diakhir senja.
Bukan lagi tentang cinta, jika rindu kian memuncak dengan debat asmara.
Hingga kini,
Nanti...
Akhir senja.

By: Essa

Manfaat Membaca Al Qur'an

Ini Dia 5 Manfaat Membaca Al Quran
Membaca Al Quran merupakan salah satu ibadah yang utama karena memberikan banyak manfaat kepada para pembacanya baik membacanya dengan lancar atau tidak.
Apa saja manfaat dari membaca Al Quran?
1. Mendapatkan pahala Sabda Nabi Muhammad saw: “Siapa saja membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al-Qur’an), maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya.” (HR. At-Tirmidzi) Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang membaca satu huruf kitab Allah, maka ia akan mendapatkan satu kebaikan dengan huruf itu, dan satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh. Aku tidaklah mengatakan Alif Laam Miim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi). “Perumpamaan orang yang membaca al-Qur’an sedang ia hafal dengannya bersama para malaikat yang suci dan mulia, sedang perumpamaan orang yang membaca al-Qur’an sedang ia senantiasa melakukannya meskipun hal itu sulit baginya maka baginya dua pahala.” (Muttafaq ‘alaih)
2. Memberikan kehormatan bagi kedua orangtua “Siapa saja membaca al-Qur’an, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan kepada kedua orang tuanya pada hari kiamat mahkota dari cahaya dan sinarnya bagaikan sinar matahari, dan dikenakan pada kedua orang tuanya dua perhiasan yang nilainya tidak tertandingi oleh dunia. Keduanya pun bertanya, ‘bagaimana dipakaikan kepda kami semuanya itu?’ Dijawab, ‘karena anakmu telah membawa al-Qur’an”. (HR. Al-Hakim) Nabi Muhammad saw bersabda maksudnya: “Siapa yang membaca Al-Qur’an dan beramal dengan isi kandungannya, dianugerahkan kedua ibu bapaknya mahkota di hari kiamat. Cahayanya (mahkota) lebih baik dari cahaya matahari di rumah-rumah dunia. Kalaulah demikian itu matahari berada di rumahmu (dipenuhi dengan sinarnya), maka apa sangkaan kamu terhadap yang beramal dengan ini (al-Qur’an).” (HR. Abu Daud).
3. Mendapatkan syafaat di hari kiamat “Bacalah al-Qur’an karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada para ahlinya.” (HR. Muslim) “Puasa dan Al-Qur’an keduanya akan memberikan syafa’at kepada seorang hamba pada hari kiamat.” (HR. Ahmad dan Al-Hakim) Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda: “Siapa yang medengar satu ayat daripada Kitab Allah Ta’ala (al-Qur’an) ditulis baginya satu kebaikan yang berlipat ganda. Siapa yang membacanya pula, baginya cahayanya di hari kiamat.”
4. Mendapatkan ketenangan “Tidak berkumpul sauatu kaum di salah satu rumah Allah SWT, sedang mereka membaca kitab-Nya dan mengkajinya, melainkan mereka akan dilimpahi ketenangan, dicurahi rahmat, diliputi para malaikat, dan disanjungi oleh Allah di hadapan para makhluk dan di sisi-Nya.” (HR. Abu Dawud). “… dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS.13:28).
5. Membuat tubuh lebih sehat “Hendaknya kamu menggunakan kedua obat-obat: madu dan Al-Qur’an” (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Mas’ud).

Minggu, 27 November 2016

FORMULA KEBERHASILAN

Sejak dulu,formula keberhasilan tak lbih dari 5 hal.
1. Tuliskan impian yang tinggi dan muluk
2. Perjuangkan impian itu dngan kerja keras dan cerdas
3. Putuskan brbahagia stiap saat
4. Bermanfaatlah bagi sebanyak mungkin sesama
5. Dekatkan diri dengan Yang Mahakuasa
Insya,smua mimpi muluk itu menjadi nyata.
Benar,lima hal itu mudah diucap,tpi sulit untuk dilakukan.karena klu sukses itu mudah,pasti smua orang akan menjadi sukses. Itulah sebabnya,keberhasilan ditempatkan oleh Allah dalam ketinggian,itulah seleksi dari Allah. Sehingga hanya orang tekun yg mampu menjalani proses untuk mencapai kesuksesan.

RENUNGAN UNTUK KITA

Seusai Sholat Shubuh aku dikejutkan oleh Bunda
“Ari, Nenek kamu masuk Rumah Sakit. Bunda harus datang melihatnya“
Kulihat wajah bunda nampak sedih.

Tentu aku harus mendampingi bunda, karena tempat tinggal nenek tidak di Jakarta tapi Sumatera.

Sementara aku hampir tidak mungkin meninggalkan kesibukanku di Jakata, Apalagi mitra bisnisku dari luar negeri sedang ada di Jakarta untuk menjajaki kerjasama pembelian produksi pabrikku.

kulihat Bunda sedang sibuk mengemas pakaiannya di kamar.

“Bunda, apa enggak bisa berangkatnya lusa aja”
kataku dengan lembut.

“Bunda enggak mau ganggu kamu, bunda bisa pergi sendiri kok, antar saja Bunda ke Bandara ya"
kata bunda sambil memasukan pakaiannya kedalam koper.

“Baru minggu lalu bunda ke Dokter dan sekarang masih harus istirahat“
Kataku dengan tetap lembut sambil memegang tas kopernya untuk mencoba menahannya pergi. “Lusa aja ya, aku temanin“

“Tidak !!! “
mata Bunda melotot. Kalau sudah begini aku hanya bisa menghela napas panjang.
Sepeti biasanya aku harus mengalah untuk mengikuti kata Bunda. Istriku juga punya sifat sama denganku untuk mengikuti kehendak Bunda“

"Baiklah, kita pergi sam-sama". Seperti biasanya pula Bunda tersenyum cerah, dia memelukku.

Didalam pesawat aku menuju kota kelahiran ayahku,
lamunanku terbang kemasa kanak kanaku. ....................

Dalam usia 5 tahun, aku sudah yatim. Karena ayah meninggal akibat sakit.

Menurut cerita Bunda, ketika Ayah meninggal status ayah masih mahasiswa di Yogya. Bunda bukanlah dari keluarga kaya.
Bunda juga seorang Yatim, beda dengan Ayah yang terlahir dari keluarga Pajabat tinggi di Sumatera.

Sehingga walau Ayah berstatus mahasiswa namun kiriman uang dari orang tuanya masih cukup untuk menanggung hidupnya berkeluarga.
Ayah sengaja merahasiakan perkawinan itu kepada keluarga besarnya. Namun dua tahun setelah ayah meninggal, bunda datang ke keluarga ayah sambil membawaku.
Aku masih ingat ketika itu usiaku 7 tahun.

Aku tidak begitu ingat persis bagaimana suasana ketika Bunda memperkenalkan dirinya sebagai menantu dan aku sebagai cucu kepada kakek dan nenekku.

Yang aku tahu setiap tahun bunda selalu membawaku kerumah kakek dan nenek.

Setiap tahun, setiap lebaran, Bunda mengajakku pergi kerumah kakek dan nenek. Dengan berlelah lelah naik bus melewati pulau Jawa dan Sumatera untuk sampai.

Tak pernah aku antusias datang ke rumah kekek dan nenek. Sebagai anak kecil aku tahu bahwa kakek nenek tidak pernah hangat dengan kehadiranku dan Bunda.

Beda sekali dengan perlakuannya kepada saudara sepupuku yang lain, seperti Adi, Rini, Bobi, Anto, Dedi. Setiap lebaran, kulihat para sepupuku datang dari Jakarta, Bandung, Surabaya dengan pakaian bagus.

Beda sekali denganku. Bila semua Istri Om sibuk berdandan di kamar atau bermalasan di taman belakang rumah kakek yang luas itu, Bunda malah sibuk di dapur memasak , seperti pembantu.

Ayahku adalah anak tertua diantara empat bersaudara. Semua saudara ayah laki laki. Tidak ada perempuan.

Istri Om semua memang cantik-cantik. Menurut yang kutahu dari nenek, yang selalu diulang-ulang dihadapan Bunda, bahwa semua Istri Om dari kalangan keluarga terhormat. Seakan merendahkan keberadaan Bunda. Tapi kulihat Bunda tak pernah tersinggung.

Selama membesarkan ku, Bunda tak pernah mendapat bantuan satu senpun dari keluarga Ayah. Juga Bunda tidak pernah memohon bantuan dari mereka.

Bunda bekerja keras di perusahaan Swasta sebagai tenaga administrasi. Bundapun tak pernah terpikir untuk menikah kembali. Ketika aku sudah remaja, aku sudah bisa beralasan bila Bunda mengajakku lebaran di rumah kakek.

“aku males ke rumah kakek dan nenek. Mereka enggak sayang sama aku. Kenapa kita harus ke rumah mereka?“

Demikian alasanku. Tapi Bunda dengan segala sifatnya yang keras memaksaku untuk ikut. akupun tak berdaya.

Ketika aku tamat SMU, aku tidak kuliah. Aku memilih bekerja di bengkel.

“Saya tak ada uang untuk mengirim Ari ke universtas, Yah". Demikian kata ibu kepada kakek ketika menanyakan mengapa aku tidak kuliah.

Kakek dan nenek nampak tersenyum sinis ketika mengetahui keadaanku.

Tahun-tahun berikutnya ketika lebaran. Kakek dengan kebanggaannya bercerita tetang sepupuku yang berangkat ke luar negeri untuk kuliah. Ada juga yang masuk perguruan tinggi swasta bergengsi di Jakarta. Aku maklum karena Om ku semua mempunyai posisi sebagai Pejabat dan ada juga yang jadi pengusaha.

Aku dan Bunda hanya diam mendengar cerita itu. Tapi, tak pernah mengurangi niat Bunda untuk datang ke rumah kakek dan nenek.
Dan aku semakin bosan dengan sikap keluarga ayahku.

Yang pasti bi idznillaah, izin Allaah SWT ditambah kerja kerasku, aku bisa menanggung Bunda dan Bunda tak perlu lagi berkerja keras.

Berjalannya waktu, yang tadinya aku sebagai pekerja bengkel, akupun sudah bisa mandiri dengan membuka usaha bengkel sendiri.

Lambat laun, aku mendapat mitra untuk membuat komponen bodi kendaraan sebagai pemasok pabrikan otomotif. Usaha ini ku geluti dengan kerja keras siang malam dan akhirnya berkembang. Ini semua tidak bisa dilepaskan peran Bunda yang tak henti mendoa' kan ku.

Akupun dapat hidup mapan. Namun, kewajiban setiap lebaran datang berkunjung ke rumah kakek nenek tetap saja dilakukan oleh Bunda dan aku harus ikut.

Tapi belakangan keluarga yang berkumpul di rumah kakek dan nenek tidak lagi utuh. Yang lain hanya menelphone mengucapkan selamat lebaran kepada kakek dan nenek. Sepupuku pun tak semua datang. Mereka bersikap sama dengan orang tuanya, mengucapkan selamat lebaran via SMS, telpon atau WA. Tapi Hb dan nenek tetap bangga dengan mereka.

Aku tak pernah cerita tentang keadaanku karena kakek dan nenek tak pernah bertanya tentangku. Walaupun mereka tahu aku dan Bunda tidak lagi datang dengan bus tapi menggunakan pesawat terbang.
.........

Tak terasa roda pesawat sudah menyentuh landasan. Kulihat Bunda tersentak dari tidur lelapnya. Dia melirik kearahku dan entah kenapa dia menciumku keningku. ”Ada apa Bunda ?“ tanyaku dengan tesenyum

“Bunda ingat akan ayahmu". Bunda nampak berlinang air mata. Aku hanya diam “Ayahmu pria yang sangat baik. Sangat baik". Dia pria yang Sholeh. Ayahmu berencana bila dia selesai kuliah dan dapat pekerjaan maka dia akan membawa Bunda dan kamu ke keluarga besarnya.

Bunda tahu kok, Ayahmu dalam posisi lemah ketika melamar Bunda. Di samping itu dia sadar karena pilihannya kepada bunda membuat dia berbeda dengan Ayahnya.

Ayahmu mencintai bunda karena dia lebih mencintai Allaah dari apapun” Sambung Bunda.

“Maksud Bunda apa?"

“Ayahmu memilih Bunda karena Agama". Dia tidak melihat Bunda karena kecantikan, karena keturunan orang kaya, karena apa-apa. Dihadapan Ayahmu, Bunda adalah muslimah yang baik, yang miskin. Dan itu pasti akan ditentang habis oleh keluarganya”

Air mata Bunda berlinang dan akhirnya air mata itu jatuh membasahi pipinya“

“kamu adalah putra ayahmu". Anak yang berbakti, Sholeh dan pekerja keras. "Benarlah kalau niat baik karena Allaah maka yang akan datang juga kebaikan“

Aku terdiam. Ada yang mengganjal dalam pikiranku. Ini momen yang tepat untuk bertanya ...

“Kenapa Bunda selalu menaruh hormat kepada kakek dan nenek.
Padahal mereka sangat acuh dan tidak peduli dengan kita"

Bunda menatapku dengan tersenyum

“Ketika Ayahmu pulang ke Sumatera dalam keadaan sakit, dia berpesan kepada Bunda , bila dia meninggal agar Bunda menjalin silahturahim dengan keluarganya dan mendidik mu untuk dekat kepada kedua orang tuanya”

Bunda terdiam sebentar sambil mengusap airmatanya. "Kamu tahu, setelah Ayahmu meninggal, butuh dua tahun Bunda untuk mengambil keputusan untuk bertemu dengan kakek dan nenekmu.

Walau karena itu tidak ada rasa hormat kepada Bunda, dan Bunda juga menyaksikan betapa kamu tidak diperlakukan sama seperti cucu yang lain, tapi Bunda ingat kata kata Ayahmu
“Cintailah sesuatu karena karena Allah. Tak penting rasa hormat dan imbalan dari manusia,
ya kan, anakku”

“Ya, Bunda" Terlontar begitu saja dari mulutku.

Entah kenapa kedatangan ku bersama Bunda kali ini disambut dengan air mata berlinang oleh kakek.

Dia peluk aku ketika sampai di kamar nenek dirawat.
Yang datang menjenguk hanya "aku dan Ibu". Sementara Om dan sepupuku tidak ada yang datang. Kulihat nenek dalam keadaan tertidur.

Dari kakek kutahu bahwa nenek terkena stroke tapi keadaanya cepat tertolong. Mungkin setelah itu nenek akan lumpuh. Kakek mengajakku keluar dari ruangan. Kami bicara di taman Rumah sakit.

“Dua tahun lalu Om mu yang pejabat di Jakarta, terkena kasus Korupsi. Dia dalam pemeriksaan oleh aparat yang berwajib".

Sebelumnya Om mu yang di Surabaya perusahaannya disita oleh Bank karena bankrut.

Om kamu yang di Bandung bercerai dengan istrinya karena soal perselingkuhan dan akhirnya terkena PHK sebagai PNS.

Semua anak-anak mereka tumbuh menjadi anak yang liar. Kuliah tidak selesai, dan terjebak dalam pergaulan bebas.

“aku terkejut, karena baru kali ini aku tahu" Mungkin karena hubunganku dengan keluarga ayahku tidak begitu dekat maka tak banyak kutahu soal mereka.

“Kakek tahu bahwa nenekmu punya penyakit darah tinggi dan jantung"

Makanya kakek berusaha menyimpan rapat rahasia tentang Om kamu yang tersangkut kasus karupsi.

"Tapi kemarin, ada yang memberi tahu bahwa Om kamu sudah di vonis penjara enam tahun atas tindakan korupsinya. Seketika itu pula nenekmu jatuh pingsan...”

Aku hanya diam untuk menjadi pendengar yang baik.

“Ari, kami tahu bahwa selama ini perlakuan kami kepada kamu dan ibu mu kurang baik"

Bahkan kami biarkan ibu mu menderita membesarkan kamu, membesarkan anak dari putra sulung kami, cucu kami.

Kami menyesal karena sikap kami selama ini. Belakangan ini, nenekmu selalu menyebut nama kamu......setiap dia menyebut namamu, seketika itu juga dia menangis.

Kini dimasa tua kami, kami resah karena tak tahu siapa yang akan mengurus kami.

"Nenekmu mungkin setelah ini akan lumpuh. Kakek sudah uzur dan lemah...”

Ku genggam tangan kakek.

“Aku yang akan merawat kakek dan nenek" Izinkan aku untuk membawa kakek dan nenek ke Jakarta, tinggal bersamaku. "Beri kesempatan aku untuk berbakti kepada kakek dan nenek, ya kek“

Seketika itu juga kakek memelukku erat.

Terasa pundakku  basah, "aku tahu kakek menangis" Harta yang ada jual saja lah kek. Untuk bantu Om dan Adik-adiknya.

"Dalam situasi ini tentu mereka sangat membutuhkannya. Dan sisanya kakek sedekahkan untuk Panti asuhan agar kakek punya bekal ke akhirat, setuju kan kek." kataku.

Kakek semakin erat pelukannya. "Maha suci Allaah SWT, sifatmu tak jauh beda dengan Ayahmu, yang begitu bijak menyikapi kami"

Bertahun-tahun aku di didik oleh Bunda untuk memahami makna cinta.

_*"Bahwa Cinta adalah tindakan memberi karena Allah", bukan mengharap balasan dari manusia.*_

akupun harus memahami hakikat cinta dalam kehidupan ini, termasuk menggantikan posisi ayahku untuk berbakti kepada kakek dan nenek, orangtua ayahku.
......

Bunda nampak bahagia sekali ketika melihatku mendorong kursi roda Nenek menuju tangga pesawat dengan di samping kakek yang berjalan sambil memegang lenganku. kami semua ke Jakarta.

.........

Ya Allah, semoga kami meninggal dalam keadaan sebagai insan yang Engkau cintai, Husnul Khootimah dan mendapat Syafaa'at yang agung dari Baginda Yang Mulia Habiibunaa Rasuulillaah Muhammad SAW.
Aamiin....yra 😭😭😭😭😭😭😭😭😭

HAKIM CIUM TANGAN TERDAKWA

HAKIM CIUM TANGAN TERDAKWA (Sebuah Pelajaran Berharga dr Jordania)

Hakim itu mengejutkan semua orang di ruang sidang. Ia meninggalkan tempat duduknya lalu turun untuk mencium tangan terdakwa.

Terdakwa yang seorang guru SD itu juga terkejut dengan tindakan hakim. Namun sebelum berlarut-larut keterkejutan itu, sang hakim mengatakan, “Inilah hukuman yang kuberikan kepadamu, Guru.”

Rupanya, terdakwa itu adalah gurunya sewaktu SD dan hingga kini ia masih mengajar SD. Ia menjadi terdakwa setelah dilaporkan oleh salah seorang wali murid, gara-gara ia memukul salah seorang siswanya. Ia tak lagi mengenali muridnya itu, namun sang hakim tahu persis bahwa pria tua yang duduk di kursi pesakitan itu adalah gurunya.

Hakim yang dulu menjadi murid dari guru tsb mengerti benar, pukulan dr guru itu bukanlah kekerasan. Pukulan itu tidak menyebabkan sakit dan tidak melukai. Hanya sebuah pukulan ringan untuk membuat murid-murid mengerti akhlak dan menjadi lebih disiplin. Pukulan seperti itulah yang mengantarnya menjadi hakim seperti sekarang.

Peristiwa yang terjadi di Jordania pada pekan lalu dan dimuat di salah satu surat kabar Malaysia ini sesungguhnya merupakan pelajaran berharga bagi kita semua sebagai orangtua. Meskipun kita tidak tahu persis kejadiannya secara detil, tetapi ada hikmah yang bisa kita petik bersama.

Dulu, saat kita “nakal” atau tidak disiplin, guru biasa menghukum kita. Bahkan mungkin pernah memukul kita. Saat kita mengadu kepada orangtua, mereka lalu menasehati agar kita berubah. Hampir tidak ada orangtua yang menyalahkan guru karena mereka percaya, itu adalah bagian dari proses pendidikan yang harus kita jalani. Buahnya, kita menjadi mengerti sopan santun, memahami adab, menjadi lebih disiplin. Kita tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang hormat kepada guru dan orangtua.

Lalu saat kita menjadi orangtua di zaman sekarang… tak sedikit berita orangtua melaporkan guru karena telah mencubit atau menghukum anaknya di sekolah. Hingga menjadi sebuah fenomena, seperti dirilis di Kabar Sumatera, guru-guru terkesan membiarkan siswanya. Fungsi mereka tinggal mengajar saja; menyampaikan pelajaran, selesai. Bukan mendidik...... Fungsi pendidikan sudah hilang krn tdk adanya kerjasama antara guru, orang tua dan masyarakat.

Bukannya tidak mau mendidik muridnya lebih baik, mereka takut dilaporkan oleh walimurid seperti yang dialami teman-temannya. Sudah beberapa guru di Sumatera Selatan dilaporkan wali murid hingga harus berurusan dengan polisi.
Di bantaeng guru disel..di jawa tengah guru sd mencubit siswanya dipidanakan...semuanya atas nama HAM...undang2 perlindungan Anak..tapi ketika moralitas hancur akhlak generasi bobrok pernahkan HAM dan dedengkotnya membuat aksi nyata...?
Semoga tulisan ini, bagi kita para orangtua atau walimurid, bisa membangun hubungan yang lebih baik dengan guru. Kita bersinergi untuk menyiapkan sebuah generasi masa depan. Bukan hubungan atas dasar transaksi yang rentan lapor-melaporkan.

Sabtu, 26 November 2016

KOPI

Berumah tangga itu ibarat ngopi. Takarannya gak melulu pas. Kadang manisnya lebih terasa, suatu waktu pahitnya pun dominan. Jangan kau hindari. Nikmati saja hingga suatu saat kau terbiasa.
Ketika rumah tanggamu sudah jadi candu bagimu, maka percayalah bahwa gak ada regukan yg lebih nikmat di luar sana.

Berumah tangga itu ibarat ngopi.
Harga kopi di kafe tentu beda dengan harga kopi di warung, meski rasanya sama.
Karena yg dibeli sebenarnya bukan semata-mata kopinya, melainkan suasananya.
Karena itu mahalkanlah suasana rumah tanggamu. Buatlah berkualitas setiap waktu kebersamaanmu.

Berumah tangga itu ibarat ngopi.
Jika kau hanya mau manisnya saja, jangan ngopi, tapi minumlah sirup.
Sirup adalah rasa manis yg dinikmati oleh mereka yg memutuskan pilihan hidup single. Gak ada pilihan lain selain manis. Memang manis, tapi tentu saja gak senikmat kopi.
Demikian pula jika kau hanya menikmati sensasi pahitnya saja. Jangan ngopi, tapi minumlah jamu. Nah itulah jomblo.

Berumah tangga itu ibarat ngopi.
Para pengopi adalah orang-orang yg terlatih dalam menakar hidup. Istri pemasak airnya, suami baristanya. Dibutuhkan kerja sama yg cermat mulai dari proses hingga hasil.
Orang-orang hanya boleh melihat asap yg mengepul dan aroma yg wangi, tanpa perlu tau gimana berantakannya dapurmu.

Berumah tangga itu ibarat ngopi.
Soal rasa yg utama. Nikmatnya ada di permukaan, ampasnya cukup kau sembunyikan, jika perlu endapkan hingga ke dasar terdalam gelasmu. Jangan kau umbar pada siapapun bahkan ke orang-orang terdekatmu.
Jika rumah tanggamu ibarat kafe besar, tentu saja konyol membagi rahasia racikanmu.

Berumah tangga itu ibarat ngopi.
Kadangkala ada pihak ke tiga yg mencampuri, otomatis menambah gurih, tapi bisa pula sebaliknya. Taruhlah seperti krimer atau susu. Jika krimer atau susunya kebanyakan, maka berpotensi mengurangi kenikmatan.
Krimer itu bisa berwujud saudara atau ipar-ipar, sementara susu itu anggap saja mertua.
Campuran lain yg mematikan adalah sianida. Kalo yg ini sudah pasti mantan. Maka buang jauh-jauh. Pastikan gelasnya bersih sebelum menuang kopi yg baru.

Berumah tangga itu ibarat ngopi.
Kau tentu gak sudi jika ada yg mencoba mengaduk kopi di gelas istrimu. Tapi sebaiknya kembalikan juga pada dirimu, apa kau yakin gak pernah menikmati adukan kopi yg lain?
Demikianlah cemburu. Akarnya adalah ketidaknyamanan.
Jangan sepelekan selingkuh-selingkuh kecil, karena ia adalah awal pengkhianatan terhadap kasih sayang.

Berumah tangga itu ibarat ngopi.
Jangan berharap kesempurnaan pada segelas kopi yg murahan.
Jangan menuntut berlebihan, jika kau sendiri main belakang.
Kau tanamkan pada istrimu definisi setia, sementara kau sibuk menjempol foto profil wanita.
Jika bersama, kau bermanja-manja, oh my wife.. Oh my wife..
Tapi jika ia gak ada, kau berasyik masyuk dengan bigo live.
Lalu kesetiaan mana yg kau maksud?

Berumah tangga itu ibarat ngopi.
Kebanyakan ngopi di kafe, niscaya akan membuatmu merasa hambar pada kopi di rumah.
Kebanyakan urusan di luar, biasanya akan membuatmu gak peka pada masalah internal.
Jika istrimu bermuka masam, cari tau jangan hanya diam. Mungkin ia lelah, mungkin pula kau ada salah.
Sekali-sekali, rengkuhlah ia dari belakang, belai rambutnya, dan bisikkan lembut di telinganya:
"Sayang.. Postingan tas yg waktu itu kau jempol di olshop, sekarang sudah pre order loh. Mau aku transferin?"

Kopi boleh pahit, rumah tanggamu jangan..

Jumat, 25 November 2016

TERE LIYE

*Usia 1/4 abad
Jika usia kita sudah 25 tahun, hampir 25 tahun, atau sudah lewat 25 tahun, mungkin hal2 berikut menarik diperhatikan. Ini hanya catatan ringan, jadi tidak perlu terlalu serius.
1. Berhentilah berpikir kalau kita masih remaja
Dalam definisi apapun, usia 25 tahun bukan lagi usia remaja. Jadi, tidak pantas bersikap seperti remaja yang masih kekanak2an. Bicaralah yang biasa2 saja, menulislah yang biasa2 saja, tidak pantas lagi kalau masih mau manja2, genit2, apalagi merasa imut menggemaskan. Apalagi kamu, Bambang, Joko, Agus, ayo, dek, nggak pantas lagi merasa diri kita paling imut menggemaskan.
2. Mulailah mengambil tanggung-jawab
Usia 1/4 abad itu sudah matang sekali. Yang kuliah, harusnya sudah lulus, dan mulai bekerja. Yang tidak kuliah, semestinya juga sudah bekerja. Kalaupun ambil S2 atau S3, cara berpikirnya sudah berbeda. Mulailah mengambil tanggung-jawab. Masa’ kita masih harus minta uang buat beli pulsa? Minta uang buat beli bensin motor? Sudah masih minta uangnya ke orang tua, eh, cuma dipakai buat telpon2an pacaran, keluyuran pacaran. Jaman dulu, anak2 usia 18 tahun bahkan sudah bisa mandiri. Entahlah, apa yang jadi sumber masalah hari ini, usia 1/4 abad tapi masih merepotkan orang tua.
3. Mulailah memikirkan cita-cita hidup dengan serius
Hidup ini tidak cuma makan, tidur, makan tidur, dstnya. Mulailah memikirkan apa yang akan kita lakukan. Apa yang hendak kita capai. Lihat ke belakang, apa hal yang telah kita capai? Dan apalagi yang hendak kita capai? Kejar impiannya, dek. Jangan bangun kesiangan, malas ngapa2in, entah besok lusa jadi apa, bodo amat. Tabiat malas itu amat berbahaya.
4. Berhenti penuh drama
Nonton drama Korea sih boleh. Tapi berhentilah hidup penuh drama. Dikit2 lebay, dikit2 heboh, dikit2 rusuh. Kita sudah 1/4 abad, bukan remaja lagi. Kita sudah dewasa, dan sebagaimana mahkluk dewasa, tahu keputusan apa yang harus diambil. Kita juga bisa memfilter mana omongan orang lain yang bermanfaat, mana yg harus ditinggalkan. Kita juga bisa memilih, mana hal penting yg harus diikuti, mana yg sudah tidak berguna lagi. Jomblo misalnya, tidak ada masalah serius dengan menjadi jomblo, malah bisa fokus sekolah dan meniti karir. Daripada menghabiskan waktu penuh drama. Berhenti penuh drama.
5. Jaga kesehatan
Kesehatan itu adalah investasi. Semakin muda kita memulai proses menjaganya, maka akan kita petik di masa depan manfaatnya. Tidak merokok, tidak begadang, apalagi minuman alkohol, dsbgnya sejak muda, itu akan dirasakan manfaatnya di masa tua. Apalagi jika ditambahkan dengan sering olahraga, menjaga makanan, itu investasi yang baik.
6. Asupan gizi untuk jiwa
Ini kadang sering betul kita abaikan. Di dalam tubuh kita itu ada yang disebut “jiwa”. Nah, jika kita sibuk memoles fisik luar, kapan kita akan mulai memoles bagian dalam kita? Kapan kita akan mulai memberikan asupan gizi bagi “jiwa” kita. Kalian tahu kenapa orang dewasa itu banyak masalahnya? Kesibukan tidak ada habis2nya? Waktu yang tidak berkah? Rasa syukur yang dangkal? Bahkan saat hidupnya sudah cukup pun, dia rela mencuri, korup, dan aniaya? Karena jiwanya tidak diberikan asupan gizi. Jika usia kita sudah 1/4 abad, mendesak sekali kita mulai melengkapi hidup ini dengan pemahaman2 terbaik, pelajaran2 penting. Jangan malas membaca buku2 yang baik, jangan malas belajar dan memperhatikan. Dan lebih penting lagi, jangan malas belajar agama.
7. Berhenti menghabiskan waktu mubazir
Masih suka berantem di media maya? Masih suka bertengkar di kolom komentar website berita? Postingan orang lain? Ayolah, berhenti menghabiskan waktu sia-sia. Kita sudah 1/4 abad lebih, ngapain harus ribut hanya karena hal2 tidak penting. Aduh, rugi amat kalau masih suka mengotot, hanya orang2 kurang kerjaan yang menghabiskan waktunya sia-sia. Lebih baik fokus produktif, terus belajar dan berkarya. Dan pastikan, kita juga tidak menghabiskan waktu banyak dengan gagdet/HP. Masa' iya, tiap menit hanya terlihat melototin HP terussss--sementara kewajiban dan pekerjaan kita menumpuk tidak beres-beres.
Kurang lebih begitu. Semoga bermanfaat

KUMPULAN KATA-KATA

Ikhlas bukan berarti kita pasrah menerima, tapi ikhlas adalah kekuatan besar untuk kita terus berusaha agar mendapat yang lebih baik.

Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya.
(QS. An-Naazi'aat: 40-41).

Belajar bukan hanya mengetahui apa yang harus dilakukan, tapi melakukan apa yang sudah kita Ketahui.

Ada banyak hal yang sebaiknya orang lain tidak perlu tahu. Cukup kita simpan dalam hati.
Ada banyak hal yang sebaiknya tidak perlu dikomentari. Cukup diam, ambil pelajaran dan hikmahnya.

TUHAN tidak akan berikan cobaan melebihi kemampuanmu.
Ketika putus asa, ingatlah,
Jiika Tuhan memberinya padamu, Dia akan membantumu melewatinya.

Jangan pernah menilai
Masa Depan Anak Muda berdasarkan
Profesi atau Keadaan Ekonominya yang masih Kurang saat ini.
Mungkin mereka tidak banyak bicara,
Tapi merekalah yang akan kau dengar
Nama Besarnya di Masa Depan.
"Change your view to see the Truth".

Paling susah berurusan dengan orang atau kelompok yang selalu merasa benar. Dijamin makan hati menghadapinya.
Maka pilihan terbaik, yang waras lebih baik ngalah. Jauhi. Besok2, semoga yg mengotot selalu benar itu akhirnya sadar diri.

"jika tidak bisa jadi pria tampan, jadilah pria mapan, dengan begitu wajahmu termaafkan"

Berhentilah menyesali, mulailah mensyukuri.
Berhentilah meragukan, dan mulailah melakukan.

Berhentilah mengkhawatirkan masa depan, syukurilah hari ini, dan hiduplah dengan sebaik-baiknya.

Jangan berkecil hati jika orang lain hanya mengingat kita saat butuh pertolongan, saat susah, tapi cuek bebek jika tidak butuh, sedang enak, seolah tidak kenal lagi.
Karena dengan demikian, sebenarnya malah keren, kita dianggap seseorang yg amat penting dalam hidupnya. Kita adalah "solusi", sedangkan dia adalah "masalah"-nya.

Sudah itu dulu
Mari siswa dan mahasiswaku silahkan tulis kata2 yang bisa meng inspirasimu👍

*KAOS KAKI BOLONG*

Kisah inspiratif dari seorang ayah yg terkenal dan kaya raya  sedang sakit parah.
Menjelang ajal menjemput, dikumpulkanlah anak2nya.

Beliau berwasiat:
_Anak2ku, jika Ayah sudah dipanggil Allah Yang Maha Kuasa, ada permintaan Ayah kepada kalian_

_*" Tolong dipakaikan kaos kaki kesayangan Ayah walaupun kaos kaki itu sudah bolong, Ayah ingin memakai barang kesayangan yg penuh kenangan semasa merintis usaha di perusahaan Ayah dan minta tolong kenangan kaos kaki itu dikenakan bila Ayah dikubur nanti."*_

Akhirnya sang ayah wafat.
Ketika mengurus jenazah dan saat akan dikafani, anak2nya minta ke ustadz agar almarhum diperkenankan memakai kaos kaki yang robek itu sesuai wasiat ayahnya.

Akan tetapi sang ustadz menolaknya.
_*" Maaf secara syariat hanya 2 lembar kain putih saja yang di perbolehkan dikenakan kepada mayat."*

Maka terjadilah perdebatan antara anak2 yang ingin memakaikan kaos kaki robek dan pak ustadz yang melarangnya

Karena tidak ada titik temu, dipanggilah penasihat sekaligus Notaris keluarga tersebut.

Sang notaris menyampaikan Surat Wasiat, ayo kita baca bersama sama siapa tahu ada petunjuk".

Maka dibukalah Surat Wasiat almarhum untuk anak2nya yang dititipkan kepada Notaris tersebut.

Ini bunyinya:
_*"Anak2ku, pasti sekarang kalian sedang bingung, karena dilarang memakaikan kaos kaki bolong kepada jenazah ayah".*

_*" Lihatlah anak2ku, padahal harta ayah sangat banyak, uang, beberapa mobil, tanah, kebun dan sawah, rumah mewah, tetapi tidak ada artinya ketika ayah sudah meninggal dunia".*
_*" Bahkan kaos kaki bolong saja tidak boleh dibawa mati."*
*_Begitu tidak berartinya harta dunia, kecuali iman dan amal kebaikan kita"._*

Anak2ku inilah yang ingin ayah sampaikan agar kalian tidak tertipu dengan dunia yang hanya sementara.

*Pada akhirnya teman sejati kita hanyalah Iman dan Amal  Shalih.*

_" Salam sayang dari ayah yang ingin kalian menjadikan dunia sebagai jalan menuju Ridlα Allah SWT"._

Marilah ini sebagai renungan bagi kita semua.

_Orang tua tidak takut miskin memberi nafkah pada anaknya saat membesarkan mereka._
_Tapi banyak anak sering takut kekurangan saat menanggung orang tuanya dimasa tuanya._

_Lihat diri kita saat ini,_
_Sehebat apapun,_
_Suksespun setinggi langit,_
_tapi tanpa doa, restu orang tua yang membesarkan kita_
_maka tidak akan ada ketenangan, keberkahan dan kebahagiaan dalam hidup._

_Uang bisa dicari,_
_ilmu bisa digali_
_jabatan bisa kita raih_
_tapi kesempatan untuk mengasihi orang tua takkan terulang kembali._

_Satu ibu,_
_bisa merawat tujuh anaknya_
_tapi tujuh orang anak belumtentu bisa membahagiakan_
_satu orang ibu._

_Satu ayah,_
_bisa menghidupi tujuh anaknya_
_tapi tujuh orang anak belum  tentu dapat menghidupi_
_satu orang ayah._

_Sesekali tengoklah orang tuamu,_
_tatap wajahnya ketika ia terlelap tidur_
_lihat kerutan di wajahnya,_
_lihat rambutnya yang kini mulai memutih,_
_lihat badannya,_ _yang dulu tegap kini mulai membungkuk,_
_semua telah berubah termakan waktu tapi tidak dengan kasih sayangnya..._

_Sudahkah kita membuatnya bahagia hari ini?_
_Sudahkah kita membuatnya bangga hari ini?_
_Sudahkah kita membuatnya tersenyum hari ini?_

_Tidak akan ada jasa yang mampu kita balas,_
_Tidak akan ada kebaikan yang mampu kita balas,_
_semua begitu banyak, begitu tulus._

_Yaa Allah Tuhanku_
_Hadiahkanlah Kebahagiaan untuk kedua orangtua kami atas segala pengorbanan dan kasih sayang yang telah mereka berikan kepada kami._

_Maafkan ..._
_Ampuni ..._

_Terimakasih ......_
_Aku Mencintaimu Ayah, Ibu..._
_Kasihmu takkan pernah terganti_   
_Perlakukanlah orang tua mu seperti raja, maka hidupmu akan seperti raja._

Rabbana Taqabbal Minna.
Ya Allah terimalah dari kami (amalan kami),

Aamiin.

Semoga Bermanfaat

Renungan Malam

Air mata Rasulullah Menetes karena kejadian ini...

MENCURI UANG ANAK SENDIRI

*Seorang lelaki datang kepada Rasulullah Saw mengadukan ayahnya yang menghabiskan uang miliknya tanpa meminta izin terlebih dahulu kepadanya* .

Rasulullah Saw memanggil ayah orang itu ke hadapan beliau. Ketika lelaki jompo itu datang dengan tertatih-tatih bersandar pada tongkatnya, Rasulullah Saw bertanya:

*“Betulkah kau mengambil uang anakmu tanpa seizinnya?”*

“Wahai Nabi Allah,” lelaki itu menangis, “ketika aku kuat dan anakku lemah, ketika aku kaya dan dia miskin, aku tidak membelanjakan uangku kecuali utk memberi makan kepadanya, bahkan terkadang aku membiar kan diriku kelaparan asalkan dia bisa makan."

*"Sekarang aku telah tua dan lemah sementara anakku tumbuh kuat. Aku telah jatuh miskin sementara anakku menjadi kaya. Dia mulai menyembunyikan uangnya dariku"*

"Dahulu aku menyediakan makan untuknya tapi sekarang dia hanya menyiapkan makan untuk dirinya. Aku tak pernah  seperti dia memperlakukan aku."

"Jika saja aku masih sekuat dulu, aku masih akan merelakan uangku untuk dia.”

*Ketika mendengar hal ini, air mata Rasulullah  Saw jatuh berlinang seperti untaian mutiara menimpa janggutnya yang suci* .

“Baiklah,” Rasulullah Saw berkata, “Habiskan seluruh uang anakmu sekehendak hatimu. Uang itu milikmu…”

Saudara-saudaraku,

*Apakah orang tua Anda masih hidup?? Mungkin kesempatan Anda untuk berbakti kepada mereka tidak begitu lama lagi.  Sangat dianjurkan Anda yang tinggal jauh dari orang tua, pulanglah. Temui dan pandang wajah mereka dgn penuh cinta yg tulus, krn boleh jadi wajah itu tidak akan lama lagi menghilang dari pandangan Anda utk selama-lamanya..* .

*Semoga bermanfaat*        
        🍃🌸🍃

Renungan Menjelang Malam

Seorang anak, menelepon Ayahnya yang tinggal pisah Rumah dgn nya dan ibunya. (Cerai hidup)
Pagi itu, ibunya sakit dan tidak bisa mengantar Anaknya kesekolah seperti biasanya.
Jarak sekolahnya 1KM Dari rumahnya, dan si anak bertubuh lemah.
Pagi itu jam 6:00 si anak menelepon ayahnya:

Anak: ayah, antarkan aku sekolah.

Ayah: ibumu kemana?

Anak: ibu sakit ayah, tidak bisa mengantarkan            aku ke sekolah, Kali ini ayahlah antarkan aku ke sekolah.

Ayah: ayah tidak bisa, ayah nanti terlambat Ke kantor. Kamu naik Angkot saja atau ojek

Anak: ayah, uang ibu hanya tingal 10rb, ibu sakit, kami pun belum makan pagi, tak ada apa apa di rumah, kalau aku pakai untuk ongkos, kasian ibu sakit belum makan, juga adik2 nanti makan apa ayah?

Ayah: ya sudah, kamu jalan kaki saja ke sekolah, ayah juga dulu ke sekolah jalan kaki.
Kamu anak laki laki harus kuat.

Anak: ya Sudah, terimakasih ayah.

Si anak mengakhiri teleponnya dengan ayahnya.
Dihapusnya air mata di sudut matanya, lalu berbalik masuk kamar, ketika ibunya menatap wajahnya, dia tersenyum.

Ibu: apa kata ayahmu nak?

Anak: kata ayah iya ibu, ayah Kali ini yang antar aku kesekolah.

Ibu: baguslah nak, sekolahmu jauh, kamu akan kelelahan kalau harus berjalan kaki.
Doakan ibu lekas sembuh ya, biar besok ibu bisa antar kau kevsekolah.

Anak: iya ibu, ibu tenang saja, ayah yg antar, ayah bilang aku tunggu di depan gang supaya cepat ibu.

Ibu: berangkatlah nak, belajar yg rajin yg semangat.

Anak: iya ibu

Tahun berganti tahun, kenangan itu tertanam dalam ingatan si anak.
Dia sekolah sampai pasca sarjana dengan biaya beasiswa.
Setelah lulus dia bekerja di perusahaan asing dengan gaji yang besar.
Dengan penghasilannya, dia membiayai hidup ibunya, membantu menyekolahkan adik-adiknya sampai sarjana.

Satu hari, saat di kantor ayahnya telepon.

Anak: ada apa ayah?

Ayah: nak, ayah sakit, tidak ada yang membantu mengantarkan ayah ke rumah sakit

Anak: memang istri ayah kemana?

Ayah: sudah pergi nak sejak ayah sakit-sakitan.

Anak: ayah, aku sedang kerja, ayah kerumah sakit pakai taxi saja.

Ayah: kenapa kamu begitu? Siapa yg akan urus pendaftran di RS dan lain2? Apakah supir taxi? Kamu anak ayah, masakan orangtua sakit kabbmu tidak Mau bantu mengurus?

Anak: ayah, bukankah ayah yang mengajarkan aku, mengurus diri sendiri? Bukankah ayah yang mengajarkan aku bahwa pekerjaan lebih penting dari pada istri sakit dan anak ?

Ayah, aku masih ingat, satu pagi aku menelpon ayah minta antarkan ke sekolahku,waktu itu ibu sakit, ibu yg selalu antarkan kami anak2nya..yang mengurus kami seorang diri, namun ayah katakan aku pergi jalan kaki, tubuhku lemah, sekolahku jauh, namun ayah katakan anak laki-laki harus kuat, dan ayah katakan ayah pun dulu berjalan kaki ke sekolah, maka aku belajar bahwa krn ayah lakukan demikian maka aku pun harus lakukan hal yg sama..saat aku sakitpun hanya ibu yang ada mengurusku, saat aku membutuhkan ayah, aku ingat kata-kata ayah, anak laki-laki harus kuat.

Ayah tau? Hari itu pertama x aku berbohong kepada ibu, aku katakan iya ayah yg akan antarkan aku kesekolah, dan meminta aku menunggu di depan gang.
Tp ayah tau? Aku jalan kaki seperti yg ayah suruh, di tengah jalan ibu menyusul dgn sepeda, ibu bisa tau aku berbohong, dengan tubuh sakitnya ibu mengayuh sepeda mengantarkan aku ke sekolah.

Ayah mengajarkan aku pekerjaan adalah yg utama, ayah mengajarkan aku kalau ayah saja bisa,maka walau tubuhku lemah aku harus bisa.
Kalau ayah bisa ajarkan itu, maka ayah pun harus bisa.

Si ayah terdiam..sepi di seberang telepon.
Baru disadarinya betapa dalam luka yang di torehkannya di hati Anaknya.

Anak adalah didikan orangtua
Bgmn kita bersikap, memperlakukan mereka kita sama saja  sedang mengajarkan mereka bgmn memperlakukan kita kelak ketika kita tua dan renta.

Si anak Dosa?
Mungkin....
Si anak durhaka?
Barangkali....

Yang jelas ayahnya yg membuat Anaknya demikian.
Dan kelak orangtua membuat pertanggung jwbnnya masing2 kepada sang Khalik, Si Empunya Anugerah yg di titipkan kepada masing2.

Menjadi orangtua bukan krn menanamkan benih atau karena melahirkan.

Menjadi orangtua, karena mengasuh, mendidik, menyayangi, memberikan waktu dan perhatian, mengayomi, mencurahkan perhatian dan kasih sayang.
Menjadi orangtua, tidak ada kata pensiun...😊

Catatan Hati Kecilku. Oleh: Dahlan Iskan

Jika semua yang kita kehendaki  terus kita miliki, darimana kita belajar ikhlas

Jika semua yang kita impikan segera terwujud, darimana kita belajar sabar

Jika setiap do’a kita terus dikabulkan, bagaimana kita dapat belajar ikhtiar

Seorang yang dekat dengan Tuhan, bukan berarti tidak ada air mata

Seorang yang taat pada jalanNya bukan berarti tidak ada kekurangan

Seorang yang tekun berdo’a, bukan berarti tidak ada masa-masa sulit

Biarlah Sang Penyelenggara Hidup yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita, karena hanya Dialah yang tahu waktu dan kondisi yang tepat untuk memberikan yang terbaik

Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang ketulusan

Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar keihlasan

Ketika hatimu terluka sangat dalam……, maka saat itu kamu sedang belajar tentang memaafkan dan pengampunan

Ketika kamu lelah dan kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang kesungguhan dan keteguhan

Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang ketangguhan

Ketika kamu harus membayar harga yang sebenarnya tidak perlu kamu tanggung, maka saat itu kamu sedang belajar tentang kemurah-hatian

Tetap semangat….
Tetap sabar….
Tetap tersenyum…..
Karena kamu sedang kuliah di universitas kehidupan

Tuhan menempatkanmu di posisi yang sekarang, bukan karena kebetulan, tetapi karena rencanaNya

Orang yang hebat tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan.
Mereka dibentuk melalui kesukaran, tantangan dan bahkan air mata.
Semoga bermanfaat...🙏🙏🙏

Kamis, 24 November 2016

Renungan Sore

Assalamu alaikum wr.wb.

Sepasang suami istri sedang makan malam,  sang istri membuka pembicaraan.

Istri : “Suamiku sayang, bolehkah aku usul ???”

Suami : “Boleh istriku sayang, silahkan !!! ”.

Istri : “Saya ingin kita menulis kekurangan pasangan kita masing2 di kertas kosong... agar kita bisa saling intropeksi diri. tapi janji, tidak ada yang boleh tersingung. Bagaimana sayang” ???

Suami : “Baik istriku...”

Sambil tersenyum manis Sang istri kemudian pergi mengambil 2 lembar kertas kosong dan 2 pulpen.

Tiga Puluh menit kemudian...
Istri : “Sayang saya sudah selesai menulisnya... apakah engkau juga sudah??? ”

Suami : “Iya , saya juga sudah selesai !!!”.

Istri : “Baiklah, sekarang tukar kertas kita. Jangan dibuka dulu. Nanti kita baca secara terpisah.

Suami : “Iya sayang!!! ” Sambil kecup istri.

Istri : “Suamiku, Silahkan buka kertasnya dan baca di kamar. saya akan mbaca di dapur"

Suami langsung membuka kertas & membacanya.
Setiap membaca tulisan mengenai kekurangannya, air matanya tidak bisa dibendung, mengalir di setiap sudut matanya. Karena ternyata begitu banyak kekurangan pada dirinya.

Sementara itu, di dapur sang istri juga membuka kertas. Tak lama kemudian sang istri menghampiri suami ke kamar dengan raut muka masam,

Istri : “Bagaimana suamiku, engkau telah membacanya ???”

Suami : “Sudah istriku, maafkan aku yang tidak bisa sempurna mendampingimu … maafkan aku,” air matanya semakin deras mengalir

Istri : “Iya suamiku, tapi mengapa engkau tidak menulis apapun dikertas itu ??? Padahal aku telah menulis segala kekuranganmu...”

Suami : “Istriku tercinta, tahukah engkau ... aku mencintaimu apa adanya… Shg aku melihat kekuranganmu adalah kelebihanmu dan aku tahu DIA menciptakan setiap manusia dengan berbagai kekurangannya, untuk itu aku sebagai suamimu akan menjadi pelengkap untuk menutupi kekurangan istriku... aku mencintaimu karena DIA memilihmu sebagai pendampingku”.

Sambil menangis dan berbisik lirih di telinga sang istri, Sang istri pun tak sanggup menahan tangis mendengar ucapan dari sang suami yang begitu sangat mencintainya.

Banyaknya pertengkaran suami istri sebab utamanya adalah *EGOIS* saling menuntut cinta, saling meminta diperhatikan, saling minta disayang, gengsi meminta *maaf duluan jika melakukan kesalahan*, tidak mau berlomba memberi yang terbaik duluan, yang berakibat hilangnya rasa syukur dan rasa menerima apa adanya.

Mari kita cintai pasangan kita *_apa adanya_* Dan BUKAN *_ada apanya_*

*Tidak ada manusia yang sempurna, Tiada juga Istri atau Suami yang serba sempurna tapi bila kau mendambakan kehidupan yang sempurna maka  Cintailah Suamimu/Istrimu dengan cara yang Sempurna*...

"JIKA ANDA MENCARI YANG SEMPURNA, MAKA ANDA AKAN KEHILANGAN YANG TERBAIK" !

Semoga bermanfaat.

Slamat Hari Guru

Jgn lupa hari jumat 25 nov kita memperingati hari Guru... salam sungkem buat Guruku smua...n buat tmn2 sperjuangan...Dalam minuman 'KOPI' ada 3 unsur,

        Kopi 
            Gula
                 Rasa

Kopi  adalah Orang tua
Gula adalah Guru
Rasa  adalah siswa

Jika kopi terlalu pahit
Siapa yang salah?

Gula lah yang disalahkan karena terlalu sedikit,
hingga "rasa" kopi menjadi pahit!!!

Jika kopi terlalu manis
Siapa yg disalahkan?

Gula pula yang disalahkan karena terlalu banyak,
hingga "Rasa" kopi menjadi manis!!!

Jika takaran kopi dan gula seimbang, sehingga rasa yang tercecap menjadi nikmat,
Siapa yg di puji...???

Tentu semua akan berkata:
Kopinya mantaaap.................!!!!!

Kemana gula???
Dimana gula???
yang mempunyai andil membuat "rasa" kopi menjadi mantaaap!!!

Itulah guru yang ketika "rasa" terlalu manis maka dia akan dipersalahkan!!!

Itulah guru yang ketika "rasa" terlalu pahit maka dia pula yang akan dipojokkan!!!

Tetapi,
Ketika "rasa" mantap,
Ketika siswa berprestasi,
Maka orang tua lah yang akan menepuk dadanya:
"Anak siapa dulu"

Mari Ikhlas seperti Gula yang larut tak terlihat tapi sangat bermakna.

Gula PASIR memberi RASA MANIS pada KOPI, tapi orang MENYEBUTnya KOPI MANIS... bukan KOPI GULA...

Gula PASIR memberi RASA MANIS pada TEH, tapi orang MENYEBUTnya TEH MANIS... bukan TEH GULA...

ORANG menyebut ROTI MANIS... bukan ROTI GULA...

ORANG menyebut SYRUP Pandan, Syrup APEL, Syrup JAMBU....
padahal BAHAN DASARnya GULA....

Tapi GULA tetap IKHLAS LARUT dalam memberi RASA MANIS...

Akan tetapi apabila berhubungan dengan penyakit, barulah GULA disebut.. PENYAKIT GULA

Begitulah HIDUP....
Kadang KEBAIKAN yang Kita TANAM tak pernah disebut Orang,
Tapi sedikit saja khilaf salah dilakukannya, maka Tamat lah kau !!! Tapi Tetaplah menjadi GURU Pahlawan tnpa tnda jasa...
Selamat Hari Guru buat Guru se Indonesia

BUBUR

Terkadang sesuatu yang akan terjadi tak seburuk apa yang kita bayangkan. Bayangan hitam diri kita malah semakin menjadi besar melebihi besarnya tubuh kita sendiri ketika rasa takut dan pikiran buruk itu menjadi-jadi dan menggerogoti pikiran serta hati kita. Jika sesuatu telah terjadi maka konsekuensi selanjutnya yang akan kita hadapi ya memang harus kita hadapi, tapi hal ini malah seharusnya tidak menjadikan kita memiliki perasaan takut yang berlebihan. Karena nasi sudah menjadi bubur maka jadikan bagaimana agar bubur itu malah menjadi enak dan lezat,maka bisa kita tambahkan bumbu-bumbu di dalamnya. Tinggal bagaimana cara kita mendesain sesuatu itu agar berakhir dengan baik dan indah. SELAMAT MEMBUMBUI BUBUR KEHIDUPANMU!!

7 Macam Orang yang Mendapatkan Perlindungan dari Allah di Hari Kiamat


  1. Pemimpin yang adil
  2. Orang yang hatinya terpaut pada masjid
  3. Pemuda yang taat beribadah
  4. Dua orang yang bersahabat karena Allah dan berpisah karena Allah
  5. Pemuda yang diajak zina menolak karena takut kepada Allah
  6. Orang yang sedekah dengan tangan kanan sehingga tangan kirinya tidak tahu
  7. Orang yang mengingat Allah di tempat yang sepi, sampai air matanya mengalir di pipi.

HATI

Mungkin hati ini memang tercipta untuk selalu dapat merasakan sesuatu, baik maupun buruk, enak maupun tidak enak, nyaman atau tidak, senang dan susah, semuanya hati memang selalu dipaksa un tuk merasakan apa yang orang rasakan. Oleh karena itu, terkadang hati juga dapat membuat seseorang menjadi begitu benci pada seseorang akibat dari perasaaan yang disimpan seseorang terhadap orang yang lainnya. Ingin sekali kita dapat memiliki hati yang bersih, terhindar dari segala sesuatu yang tidak baik, apapun bentuknya entah itu su'udzan terhadap orang lain, perasaaan minder, perasaan iri, dengki, dan lain sebagainya. Tapi terlintas di benakku, bagaimana bisa memiliki hati yang sedemikian indah, baik, dan bisa terhindar dari kesemuanya itu. Ya Allah bantulah hamba-Mu ytang sangat lemah ini untuk dapat selalu memiliki hati yang baik. Amiin,,, :)

Rabu, 23 November 2016

Masa Lalu

Kenangan masa lalu memang tidak mudah untuk dilupakan. Tapi mencoba dan berusaha melupakan setidaknya dapat mengurangi sedikit ingatan kita darinya. Baik buruk kenangan masa lalu itu seyogyanya menjadi sebuah pengalaman berarti dalam hidup kita. Experience is a good teacher kurang lebih seperti itulah bunyi pepatah Inggris yang menyatakan bahwa pengalaman adalah guru yang baik dalam hal ini adalah orang yang mengalaminya langsung tentunya. Dengan adanya pengalaman kita bisa memperoleh banyak pelajaran berharga tentang hidup dan kehidupan, dapat mengerti sesama, tidak saling menyakiti, menciptakan kedamaian, dan hidup indah berdampingan bersama dengan semua orang. Tak ada yang salah dengan masa lalu kita, hanya kemasan sebuah keadaan  yang berbeda saja yang membuat kenangan itu terasa berbeda baik atau buruk, susah atau senang, indah atau menyakitkan.
Masa lalu bukanlah terjadi untuk diratapi atau ditangisi dan disesali. Masa lalu juga bukanlah sesuatu yang hanya membuat kita akan selalu merasa tertekan. Tapi masa lalu dapat membuat kita menjadi orang yang lebih baik lagi. So, tetap semangat selalu menghadapi masa depan kita, jadikan masa lalu sebagai guru terbaik kita! FIGHTING!!!

Senin, 21 November 2016

Kisah Inspirasi


Inilah kisah kegigihan Kolonel Sanders, pendiri waralaba ayam goreng terkenal KFC. Dia memulainya di usia 66 tahun. Pensiunan angkatan darat Amerika ini tidak memiliki uang sepeser pun kecuali dari tunjangan hari tuanya, yang semakin menipis. Namun dia memiliki keahlian dalam memasak dan menawarkan resep masakannya ke lebih dari 1.000 restoran di negaranya. Kolonel Harland Sanders adalah pelopor Kentucky Fried Chicken atau KFC yang telah tumbuh menjadi salah satu yang terbesar dalam industri waralaba makanan siap saji di dunia.

Sosok Kolonel Sanders, bahkan kini menjadi simbol dari semangat kewirausahaan. Dia lahir pada 9 September 1890 di Henryville, Indiana, namun baru mulai aktif dalam mewaralabakan bisnis ayamnya di usia 65 tahun. Di usia 6 tahun, ayahnya meninggal dan Ibunya sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga Harland muda harus menjaga adik laki-lakinya yang baru berumur 3 tahun. Dengan kondisi ini ia harus memasak untuk keluarganya. Di masa ini dia sudah mulai menunjukkan kebolehannya.

Pada umur 7 tahun ia sudah pandai memasak di beberapa tempat memasak. Pada usia 10 tahun ia mendapatkan pekerjaan pertamanya didekat pertanian dengan gaji 2 dolar sebulan. Ketika berumur 12 tahun ibunya kembali menikah, sehingga ia meninggalkan rumah tempat tinggalnya untuk mendapatkan pekerjaan di pertanian di daerah Greenwood, Indiana. Selepas itu, ia berganti-ganti pekerjaan selama beberapa tahun.

Pertama, sebagai tukang parkir di usia 15 tahun di New Albany, Indiana dan kemudian menjadi tentara yang dikirim selama 6 bulan ke Kuba. Setelah itu ia menjadi petugas pemadam kebakaran, belajar ilmu hukum melalui korespondensi, praktik dalam pengadilan, asuransi, operator kapal feri, penjual ban, dan operator bengkel.
Di usia 40 tahun, Kolonel ini mulai memasak untuk orang yang bepergian yang singgah di bengkelnya di Corbin. Kolonel Sanders belum punya restoran pada saat itu. Ia menyajikan makanannya di ruang makan di bengkel tersebut. Karena semakin banyak orang yang datang ke tempatnya untuk makan, akhirnya ia pindah ke seberang jalan dekat penginapan dan restoran bisa menampung 142 orang.

Selama hampir 9 tahun ia menggunakan resep yang dibuatnya dengan teknik dasar memasak hingga saat ini. Citra Sander semakin baik. Gubernur Ruby Laffoon memberi penghargaan Kentucky Colonel pada tahun 1935 atas kontribusinya bagi negara bagian Cuisine. Dan pada tahun 1939, keberadaannya pertama kali terdaftar di Duncan Hines “Adventures in Good Eating.”

Di awal tahun 1950 jalan raya baru antar negara bagian direncanakan melewati kota Corbin. Melihat akan berakhir bisnisnya, Kolonel ini akhirnya menutup restorannya. Setelah membayar sejumlah uang, ia mendapatkan tunjangan sosial hari tuanya sebesar $105.

Dikarenakan memiliki rasa percaya diri kuat akan kualitas ayam gorengnya, Kolonel membuka usaha waralaba yang dimulai tahun 1952. Ia pergi jauh menyeberangi negara bagian ini dengan mobil dari satu restoran ke restoran lainnya, memasak sejumlah ayam untuk pemilik restoran dan karyawannya. Jika reaksi yang terlihat bagus, ia menawarkan perjanjian untuk mendapatkan pembayaran dari setiap ayam yang laku terjual.

Pada 1964, Kolonel Sanders sudah memiliki lebih dari 600 outlet waralaba untuk ayam gorengnya di seluruh Amerika dan Kanada. Pada tahun itu juga ia menjual bunga dari pembayarannya untuk perusahaan Amerika sebanyak 2 juta dolar kepada sejumlah grup investor termasuk John Y Brown Jr, (kelak menjadi Gubernur Kentucky). Pada tahun 1976, sebuah survey independen menempatkan Kolonel Sanders sebagai peringkat kedua dari deretan selebriti yang terkenal di dunia.

Di bawah pemilik baru, perusahaan Kentucky Fried Chicken tumbuh pesat yang kemudian menjadi perusahaan terbuka pada 17 Maret 1966, dan terdaftar pada New York Stock Exchange pada 16 Januari 1969. Lebih dari 3.500 waralaba dan restoran yang dimiliki perusahaan ini beroperasi hampir di seluruh dunia. Kentucky Fried Chicken menjadi anak perusahaan dari RJ Reynolds Industries, Inc. (sekarang RJR Nabisco, Inc.), semenjak Heublein Inc. diakuisisi oleh Reynolds pada tahun 1982. KFC diakuisisi pada Oktober 1986 dari RJR Nabisco Inc oleh PepsiCo Inc, seharga kurang lebih 840 juta dolar.

Pada Januari 1997, PepsiCo, Inc mengumumkan spin-off restoran cepat sajinya — KFC, Taco Bell dan Pizza Hut – menjadi perusahaan restoran independen, Tricon Global Restorans Inc. Pada Mei 2002, perusahaan ini mengumumkan persetujuan pemilik saham untuk merubah nama perusahaan menjadi Yum! Brands Inc. Perusahaan, yang dimiliki oleh A&W All-American Food Restorans, KFC, Long John Silvers, Pizza Hut dan Taco Bell restorans, adalah perusahaan restoran terbesar di dunia dalam kategori unit system dengan jumlah mendekati 32,500 di lebih dari 100 negara dan wilayah.

KFC berkembang pesat. Kini, lebih dari satu miliar ayam goreng hasil resep Kolonel ini dinikmati setiap tahunnya, bukan hanya di Amerika Utara, bahkan tersedia hampir di 80 negara di seluruh dunia. Tapi Kolonel Sanders tidak lagi bisa menyaksikannya. Pada 1980, di usia 90 tahun, ia terserang leukemia. Ia meninggal seusai melakukan perjalanan 250.000 mil dalam satu tahun kunjungannya ke restoran KFC di seluruh dunia.
“Impian meraih sukses tidak harus di masa kecil. Impian bisa juga di saat usia senja.” Kolonel Sanders, pendiri KFC